Anda pernah gagal? Jika Anda gagal, jangan memvonis diri tak berkualitas. Bisa jadi Anda gagal karena memang tak berada di tempat yang benar. Kisah legenda sepak bola Franco Baresi bisa menjadi salah satu inspirasi bagi Anda yang pernah gagal.
Franco Baresi adalah pemain sepak bola yang lahir pada tahun 1960. Dia adalah legenda AC Milan. Kini, dia sudah pensiun sebagai pemain sepak bola. Tapi, ceritanya bisa kita petik sebagai inspirasi.
Franco Baresi memiliki kakak bernama Giuseppe Baresi. Keduanya mengikuti audisi untuk bisa bermain di Inter Milan pada 1975. Saat itu, Inter Milan menolak Franco Baresi. Inter lebih memilih Giuseppe Baresi.
Franco Baresi yang berposisi sebagai pemain belakang ini kemudian diterima di rival sekaligus tim sekota Inter Milan, yakni AC Milan. Franco bermain pertama kali untuk AC Milan senior pada musim 1977-1978. Di musim pertamanya, Franco hanya main sekali di Liga Italia. Di musim 1978-1979, Franco merasakan gelar juara Liga Italia bersama AC Milan.
Sayangnya di musim 1979-1980, AC Milan kena skandal dan harus turun ke Serie B. Saat Milan turun ke Serie B, Franco tetap setia bersama Milan. Dia tak pindah ke klub lain. Semusim di Serie B, Milan promosi ke Serie A. Namun, hanya semusim di Serie A, Milan kembali turun ke Serie B.
Lalu, promosi lagi ke Serie A pada 1983-1984. Sejak saat itu, Milan tak pernah lagi degradasi ke Serie B. Di masa itu, nama Milan belum luar biasa. Mereka tak memiliki sinar di Eropa. Namun, Franco tetap setia bersama AC Milan.
Hingga kemudian, sinar terang itu ada di Franco dan AC Milan. Sampai musim 1996-1997, Franco merasakan enam gelar Liga Italia Serie A bersama AC Milan. Dia merasakan tiga gelar Liga Champions atau Piala Champions. Dia menjadi pemain legendaris di AC Milan.
Bersama Timnas Italia, Franco merasakan gelar juara Piala Dunia 1982. Namun, saat itu dia yang masih berusia 22 tahun tak pernah main di satu laga pun. Baresi juga akhirnya merasakan final Piala Dunia pada 1994. Sayang, di final dia termasuk yang gagal mengeksekusi penalti. Maka, Italia kalah dari Brasil di final. Â Â
Dari perjalanan karier Franco itu bisa dipetik pelajaran bahwa sekalipun dia berkualitas, tapi dia tak diterima di Inter Milan. Belakangan, semua dunia juga tahu bahwa Franco Baresi adalah bek terbaik yang pernah lahir di muka bumi.
Bahkan, nama Franco lebih dikenal daripada saudaranya Giuseppe Baresi. Sebab, Giuseppe Baresi tak pernah merasakan gelar Liga Champions atau Piala Champions sebagai pemain. Giuseppe Baresi merasakan gelar Liga Champions sebagai assisten pelatih pada 2010.
Secara pencapaian individu, Baresi dinobatkan sebagai pemain terbesar di dunia nomor 19 di abad 20 oleh majalah World Soccer. Dia juga didapuk sebagai pemain terbaik Milan di abad 20. Selain itu masih ada beberapa pencapaian individu Franco Baresi yang menjelaskan bahwa dia adalah pemain berkelas.
Dari perjalanan Franco itu, bisa jadi kegagalan kita bukan karena kita tak berkualitas. Bisa jadi karena memang itu bukan tempat yang cocok bagi kita. Bisa jadi si pemilik tempat itu tak cocok dengan gaya kita. Bisa jadi karena penilaian subjektiflah yang membuat kita gagal dalam hal tertentu.
Maka, dari cerita Franco Baresi, janganlah terpuruk dengan kegagalan. Bisa jadi kita memiliki kesuksesan di tempat lain. Tempat yang lebih cocok bagi kita. Cerita Franco Baresi ini terngiang di benak saya berulang-ulang. Bahwa mereka yang berkualitas, bisa saja tersingkirkan. Tapi... janganlah patah semangat. Terus berjuang.
Franco Baresi hanyalah sekelumit cerita dari banyak cerita orang-orang yang pernah gagal dan bisa membuktikan diri di tempat yang lain. Cerita Baresi membuktikan bahwa dunia itu tak sesempit pikiran dan harapan kita. Dunia memberi peluang kita untuk menjadi sukses di tempat yang berbeda. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H