Ini adalah cerita yang saya sendiri tak paham logikanya. Tapi karena saya merasa tak ada efek buruk, maka saya lakukan. Apa yang saya lakukan? Memendam telepon genggam (HP) ke beras setelah tercebur di air.
Ini adalah cerita tentang telepon genggam yang tercebur di air. Satu ketika, dua tahun lalu, saya sedang ngobrol dengan teman-teman di pos ronda. Tentunya aktivitas itu dilakukan di malam hari.
Karena sudah kebelet, akhirnya saya memutuskan buang air kecil. Saya pergi ke masjid tak jauh dari tempat saya nongkrong. Setelah bersih buang air kecil, di bawah keran ada ember berisi air.
Saya nyalakan keran dan membungkukkan badan. HP yang ada di saku baju, jatuh ke ember. Tercebur. Wah, wassalam sepertinya. Padahal itu HP murah yang dibeli dengan berdarah darah.
Akhirnya saya pun cerita pada teman yang ada di posko. Salah satu teman merekomendasikan agar HP saya dipendam atau dikubur dengan beras. Jadi, masukkan saja HP ke beras.
Saat itu yang saya ingat adalah katanya beras bisa menyerap air. Saya memang tak terlalu paham. Tapi saya pikir juga, bahwa rekomendasi si teman itu tak ada efek sampingnya.
Maka saya pun memutuskan memendam HP di beras selama sehari. Hasilnya, HP bisa dioperasikan kembali. Selain itu, bercak air yang terlihat di dalam HP sudah tak terlihat lagi.
Sebagai orang yang awam soal seperti itu, ya saya pikir mungkin benar jika beras itu bisa menyerap air. Tapi memang, sekalipun sudah bisa dioperasikan suara HP masih bermasalah. Akhirnya saya minta teman yang paham membersihkan suara untuk memperbaikinya.
Sampai sekarang, dua tahun setelah kejadian itu, HP saya masih berfungsi. Masih saya gunakan untuk banyak aktivitas. Sekalipun setahun lalu juga dibanting sama si kecil.
Ini hanya pengalaman saja. Pengalaman yang didapat dari "kebiasaan" orang-orang awam. Kebiasaan yang tak dijelaskan secara logis. Mungkin sebagian sudah banyak yang tahu cara yang saya ceritakan ini.
Tapi, bagi yang belum tahu cara yang saya tulis ini, barangkali mau mencobanya. Saya pikir tak ada salahnya mencobanya karena memang sepertinya tak ada efek sampingnya. Terakhir saya hanya ingin mengatakan, "inilah Indonesia dengan banyak keunikannya". (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H