Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kans Gatot dan Rizal Nyapres Jika PT 0 Persen

22 September 2020   17:29 Diperbarui: 22 September 2020   17:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatot Nurmantyo. Kompas.com/roderick adrian mozes

Saat ini ekonom Rizal Ramli dan beberapa kawannya mengajukan uji materi tentang presidential treshold (PT) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sederhananya Rizal dkk ingin agar PT nol persen. Artinya, syarat parpol mengusung calon presiden adalah nol persen, bukan 20 persen seperti saat ini.

Jika uji materi yang diajukan Rizal dkk itu diamini MK, maka pada Pilpres 2024 akan ada banyak calon presiden. Sebab, setiap partai politik bisa mengusung calon presiden. Saya berkhayal saja jika PT nol persen itu diamini MK. Maka, yang ada dalam benak saya adalah apakah kandidat nonparpol akan diusung menjadi capres oleh parpol?

Ya katakanlah kandidat itu misalnya adalah mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Rizal Ramli, Rocky Gerung, Said Didu, bahkan Anies Baswedan. Sebab, mereka memang bukan orang parpol.

Saya menduga, para orang nonparpol itu akan berpotensi diusung parpol menjadi capres jika memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi. Artinya, berdasarkan survei mereka memang memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi.

Parpol mana yang tak tergiur menjadi "parpolnya" presiden? Maka, ketika ada calon nonparpol yang elektabilitasnya tinggi, tentu parpol akan lari tunggang langgang mengangkat si calon itu.

Nah, supaya elektabilitasnya tinggi, maka kinerjanya harus jelas jika dia kini adalah pejabat publik. Jika bukan lagi pejabat publik, maka manuver politiknya harus kelas tinggi. Ingin nyapres harus tampil ke muka mengungkapkan isu-isu yang menjual. Mau nyapres kok diem-diem bae, emang mau maling?

Saya menduga apa yang dilakukan Gatot dan Rizal akhir-akhir ini adalah bagian untuk mempromosikan diri. Apa yang mereka lakukan? Ya masuk dalam pusaran isu yang diperbincangkan masyarakat secara luas.

Sementara, jika elektabilitas calon nonparpol hanya nol koma alias seperti mahasiswa yang nilainya jelek, tentu tak akan diusung parpol. Jangankan nol koma, kalau elektabilitasnya sedang-sedang saja, mirip lagunya Vety Vera itu, ya tutup buku saja.

Misalnya begini. Calon nonparpol punya alektabilitas sama dengan kandidat dari parpol, tentu parpol akan milih mengusung orang dalam yang rekam jejak dan geliat politiknya sudah dipahami. Kalau mengusung orang luar, nanti malah ditelikung di tengah jalan.

Sama Saja

Saya sendiri berpendapat PT nol persen tak akan punya arti bagi orang nonparpol, jika parpol masih mengusung orang sendiri. Justru ketika PT nol persen, akan makin memudahkan parpol mengusung orang dalam.

Sederhananya, ngapain ngusung orang luar jika orang dalam bisa diusung. Nah  jika parpol seperti itu, maka PT nol persen tak akan menguntungkan bagi mereka nonparpol yang mau nyapres.

PT nol persen itu justru yang akan menguntungkan parpol bersuara kecil. Sebab, mereka bisa ikut pesta mengusung calon dari internal sendiri. Apalagi jika si calon ini orang yang duitnya banyak, tentu akan menambah gizi bagi parpol itu. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun