Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Sepak bola Argentina

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

5 Bintang Argentina Melempem di Liga Inggris

21 September 2020   09:10 Diperbarui: 21 September 2020   09:18 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Angel Di Maria. foto Ian Kington/AFP dipublikasikan kompas.com

Argentina adalah gudangnya pesepak bola berbakat. Sebagian dari para pemain berbakat itu merumput di Eropa, salah satunya di Liga Inggri. Sayangnya, Liga Inggris memang terkesan tak bersahabat dengan beberapa pemain Argentina.

Bahkan, mereka yang sebelumnya disemati bintang malah tenggelam di Inggris. Berikut empat pemain bintang yang bahkan langganan Timnas Argentina yang tak menemukan sinarnya di tanah Ratu Elisabeth itu.

1. Juan Sebastian Veron

Siapa yang tak kenal Juan Sebastian Veron di masa jayanya? Pemain kelahiran 1975 itu adalah otak permainan Lazio ketika juara Liga Italia musim 1999-2000. Kemampuannya membaca permainan lawan adalah kelebihan pemain yang identik dengan kepala plontos itu.

Sampai kemudian, Manchester United (MU) menariknya dari Roma pada 2001. Sayang, dua musim di MU, Veron tak menemukan sinarnya. Reduonya sinar Veron bisa dilihat dari kesempatan bermainnya.

Seperti dikutip dari transfermarkt.com, selama dua musim di MU pada semua kompetisi, Veron mendapatkan kesempatan bermain 6.393 menit. Bandingkan dengan dua musim di Lazio pada semua kompetisi di mana dia mendapatkan kesempatan bermain 6.453 menit.

Khusus untuk ajang Liga Inggris selama dua musim di MU, Veron hanya bisa membuat 7 gol dan 3 assist. Sementara saat dua musim di Lazio, Veron mampu membuat 11 gol dan 4 assist. Performa yang tak mengilap di MU membuat Veron pindah ke Chelsea tahun 2003.

Di Chelsea, Veron makin morat-marit. Padahal, saat itu Veron masih berusia 28 tahun. Pada musim 2003-2004, Veron hanya bermain 7 kali bagi Chelsea di ajang Liga Inggris. Dia membuat satu gol dan satu assist. Hanya satu musim di Chelsea, Veron akhirnya kembali ke Liga Italia. Dia menjadi pemain pinjaman Inter Milan selama dua musim.

Angel Di Maria. foto Ian Kington/AFP dipublikasikan kompas.com
Angel Di Maria. foto Ian Kington/AFP dipublikasikan kompas.com
2. Angel Di Maria

Nasib Angel Di Maria juga sama dengan Veron. Namun, Di Maria membuat keputusan tepat karena cepat meninggalkan tanah Inggris. Di Maria membela Manchester United pada musim 2014-2015.

MU membeli Di Maria dari Real Madrid dengan harga 75 juta euro yang kala itu menjadi pembelian termahal klub asal Inggris. Harapan agar Di Maria bersinar di MU sebenarnya cukup besar. Maklum di musim sebelumnya dia adalah bintang Real Madrid di final Liga Champions. Beberapa pekan sebelum berlabuh di MU, Di Maria juga ikut mengantarkan Argentina ke final Piala Dunia 2014.

Namun, semua harapan itu hancur berantakan. Di Maria tak cocok dengan keputusan pelatih MU saat itu Louis van Gaal yang tak memainkannya di posisi sayap. Di Maria bahkan sempat tak menjadi pemain inti dalam delapan laga.

Dalam satu musim di Inggris, Di Maria hanya merumput 32 laga dan mencetak empat gol. Namun, untuk urusan assist sebenarnya Di Maria cukup bagus. Dia mampu membuat 12 assist selama di MU. Namun, assist yang banyak itu tertutup oleh performa Di Maria secara umum. Akhirnya di pergi ke PSG di musim 2015-2016.

Gonzalo Higuain. foto AFP/ADRIAN DENNIS dipublikasikan kompas.com
Gonzalo Higuain. foto AFP/ADRIAN DENNIS dipublikasikan kompas.com
3. Gonzalo Higuain

Gonzalo Higuain adalah momok lini belakang lawan. Selama di Real Madrid dan di Liga Italia, Higuain adalah pencetak gol ulung. Bahkan, dia adalah pencatat rekor pencetak gol terbanyak Liga Italia dalam satu musim. Pada musim 2015-2016, Higuain membuat 36 gol untuk Napoli dalam satu musim Liga Italia. Namun, saat bermain di Chelsea, segala kehebatan Higuain sirna seketika.

Dia hanya setengah musim berada di Chelsea pada musim 2018-2019. Total, Higuain hanya membuat lima gol dari 19 laga. Kini, lelaki yang sudah berusia 32 tahun itu kembali ke klub yang memilikinya, Juventus.

Hernan Crespo. foto ODD ANDERSEN/AFP dipublikasikan kompas.com
Hernan Crespo. foto ODD ANDERSEN/AFP dipublikasikan kompas.com
4. Hernan Crespo

Hernan Crespo adalah predator yang menakutkan selama di Liga Italia. Dia pernah menjadi pencetak gol terbanyak Liga Italia dengan 26 gol pada musim 2000-2001. Kemudian, di usia 28 tahun pada 2003, Crespo memutuskan berlabuh di Chelsea.

Namun, di klub asal London itu, ketajaman Crespo melempem. Di musim pertama itu dia hanya membuat 12 gol di semua ajang. Akhirnya Crespo dipinjamkan ke AC Milan semusim. Pada 2005-2006 Crespo kembali ke Chelsea. Namun, Crespo tetap saja tak bisa mengilap. Di musim 2005-2006 Crespo hanya membuat 13 gol. Setelahnya dia dipinjamkan ke Inter Milan.

5. Gabriel Heinze

Gabriel Heinze adalah andalan Paris Saint-Germain (PSG) di lini belakang dari 2001 sampai 2004. Tak hanya di PSG, Heinze juga menjadi andalan lini belakang Timnas Argentina mulai 2003. Kemudian, dia berlabuh di Manchester United (MU) di musim 2004-2005. Sayangnya di MU dia tak terlalu mengilap, khususnya di musim 2002-2003 dia hanya bermain empat kali.

Hubungan dengan Sir Alex Ferguson yang tak baik juga membuat kondisi Heinze di MU makin runyam. Dia pun mengaku pernah meminta agar dijual ke seteru MU, yakni Liverpool. Itulah yang membuat hubungan Heinze dengan MU makin tak keruan.

Kemudian, pada 2007-2008, Heinze berlabuh ke Real Madrid. Kemudian pada 2009 bermain untuk Marseille dan terakhir pada 2011-2012 bermain untuk AS Roma. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun