Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada 2 Tentara Pahlawan Bernama Soedirman

20 September 2020   15:00 Diperbarui: 20 September 2020   15:02 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal Soedirman (hormat). foto ArsipNas RI dicuplik TVRI dan dicuplik lagi oleh KOMPAS.com/Arum Sutrisni Putri

Pemahaman saya tentang tentara pahlawan yang bernama Soedirman ya, Jenderal Soedirman Panglima TNI yang meninggal di usia 34 tahun itu. Tapi, saya baru tahu bahwa ada pahlawan nasional lain yang juga tentara, bernama Soedirman. Tulisan ini hanya berbagi cerita saja. Syukur-syukur jika bermanfaat.

Jenderal Soedirman

Nama Jenderal Soedirman ini diabadikan jadi banyak nama jalan raya. Namanya juga diabadikan sebagai nama perguruan tinggi, yakni Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Nama Jenderal Soedirman ini sangat harum karena dia panglima TNI dan gigih ikut mempertahankan kemerdekaan.

Jenderal Soedirman lahir pada tahun 1916 di Purbalingga. Jenderal Soedirman wafat pada 1950 atau di usia 34 tahun. Jenderal Seodirman mendapatkan pangkat jenderal setelah wafat pada 1950. Jenderal Soedirman juga mendapatkan pangkat Jenderal Besar pada 1997.

Di Indonesia hanya ada tiga orang yang mendapatkan pangkat Jenderal Besar atau bintang lima, yaknk Soedirman, Abdul Haris Nasution, dan Soeharto. Jenderal Soedirman ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 1964 atau 14 tahun setelah Jenderal Soedirman berpulang.

Potret Stadion Letjen H Soedirman di Bojonegoro. foto Tribun Timur/Ilham Mulyawan.
Potret Stadion Letjen H Soedirman di Bojonegoro. foto Tribun Timur/Ilham Mulyawan.
Letjen Soedirman

Nama ini samar-samar saya dengar. Namun, kepastian nama ini saya ketahui ketika saya melihat YouTube soal ceramah almarhum KH Maemoen Zubair. Mbah Moen, begitu biasa disapa kala itu bercerita tentang Jenderal Soedirman. Seingat saya, Mbah Moen menyebut Jenderal Soedirman.  

Namun, cerita Mbah Moen itu soal Jenderal Soedirman yang ada di daerah pantura. Kemudian Mbah Moen menyebut bahwa Jenderal Soedirman ini adalah tokoh dalam Brigade Ronggolawe. Saya kemudian penasaran. Saya cari tahu siapakah Jenderal Soedirman yang ini.

Ternyata adalah Letjen H Soedirman. Sepengetahuan saya, letjen dipanggil jenderal juga hal yang lumrah. Seperti Prabowo yang dipanggil jenderal sekalipun pangkat terkahirnya letjen. Kembali ke Letjen H Soedirman. Letjen H Soedirman ini lebih tua daripada Jenderal Soedirman yang di atas.

Letjen Soedirman ini lahir pada 1913 dan meninggal dunia pada tahun 1993. Letjen Soedirman ini juga pahlawan nasional. Nama Letjen Soedirman diabadikan menjadi nama stadion di Bojonegoro, yakni Stadion Letjen H Soedirman.

Letjen Soedirman ini memiliki putra yang juga tentara. Nama anak itu adalah Basofi Sudirman. Dia adalah tentara yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur. Basofi dikenal khalayak juga karena seorang penyanyi. Dia pernah menelurkan album dengan lagi hits, "Tidak Semua Laki-laki".

2 Douwes Dekker

Nama yang sama atau mirip kadang memang agak membingungkan jika tak diketahui. Salah satu yang terkenal adalah Douwes Dekker. Ada dua orang yang memiliki nama Douwes Dekker dan masih bersaudara. Pertama adalah Eduard Douwes Dekker yang orang Belanda lahir pada 1820. Dia dikenal dengan novelnya Max Havelaar yang menjelaskan kekejaman kolonialisme di Hindia Belanda.

Eduard Douwes Dekker ini memiliki saudara yang bernama Jan. Lalu, Jan memiliki cucu yang bernama Ernest Franois Eugne Douwes Dekker. Ernest Douwes Dekker dikenal juga dengan nama Danudirja Setiabudi. Sekalipun keturunan Belanda, dia adalah pejuang kemerdekaan bagi Indonesia dan pahlawan nasional. Dia lahir pada 1879 dan meninggal dunia pada 1950. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun