"Pinter ya, mi ayamnya diberikan ke Ratinem," kata Rodhiah yang membuat Soni terperanjat. Soni berpikir, kok secepat itu informasi bisa sampai ke Rodhiah? Makin runyamlah pagi itu.
***
Sudah dua hari Rodhiah bermuka masam. Soni pun serba salah. Pagi itu, tanpa pamit dia berangkat kerja. Dia ngga enak ketemu Rodhiah. Dia kepikiran bagaimana cara mendamaikan suasana. Tak hanya itu, hari ini dia harus berangkat lebih pagi karena ada rapat penting, mengantisipasi masa pandemi.
Soni langsung saja bergegas keluar rumah, menyalakan motornya dan dia pergi. Sebenarnya Rodhiah sudah teriak-teriak memanggil Soni. Tapi Soni sudah menutup kepalanya dengan helm. Akhirnya suara Rodhiah tak terdengar.
Sampai di kantor, Soni jadi bahan tertawaan. Sebab, ternyata dia belum memakai celana panjang. Soni baru memakai celana pendek motif Dalmatian. Itu pun bagian depannya agak berlubang. Soni baru sadar setelah semua tertawa melihatnya. Soni langsung cabut pulang karena terpojok. Tapi, dia lupa bahwa dia tadi mengendarai motor. Dia langsung pulang naik angkutan. Di angkutan umum, Soni kembali jadi bahan tertawaan. Soni sempat berpikir untuk keluar dari angkutan. Tapi dia mengurungkannya. Dia memutuskan tetap di angkutan dengan suara cekikikan ibu-ibu muda.
"Ih masnya. Itu ditutup mas, lubangnya," kata seorang ibu-ibu muda.
"Iya mba," kata Soni sembari menutup celananya dengan tasnya. Tas yang ternyata resletingnya belum dia tutup. Resleting terbuka dan sebagian yang ada di tas berhamburan keluar. Soni kelabakan. Saat mengambili barang barang yang berhamburan, celana bagian belakang Soni sobek. Preeeekkk. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H