Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Kebiri Hak ke Toilet

9 September 2020   16:17 Diperbarui: 9 September 2020   19:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. foto: shutterstock dipublikasikan kompas.com

Tidak semua manusia normal. Ada kalanya manusia tak normal dalam kondisi tertentu. Sering buang air seni atau air besar adalah salah satu ketidaknormalan. Maka, ketidaknormalan itu harus difasilitasi. Jangan karena rapat dan proses belajar mengajar di kelas, hak ke toilet dikebiri.

Ada beberapa teman yang memang rajin ke toilet kalau sedang ada "masalah". Misalnya karena tegang atau grogi, jadi sering ke toilet. Saya sendiri kadang juga memiliki hal yang sama, tapi jika kondisi sedang dingin, misalnya ruang berpendingin. Saya rajin ke toilet.

Satu ketika saat sekolah dahulu, ada guru yang dongkol. Saat itu, dia mengajar sedang serius. Ada satu teman yang mungkin sudah kebelet langsung maju ke depan dan izin ke belakang. Mungkin kenyamanan guru terusik atau bisa jadi gurunya sedang punya masalah. "Sudah ngga usah ke belakang, itu di pojokan kelas saja kalau mau," kata si guru meninggi.

Tentu pernyataan guru itu adalah bentuk kejengkelan. Dia mungkin merasa tak dihargai sedang serius memberi pemahaman, tiba-tiba ada anak yang ngeloyor izin ke belakang. Tapi, tahukah bahwa kalau ngempet sudah di ujung itu berat sekali, apapun diterabas. Si teman itu akhirnya tak jadi ke toilet. Tahu kan sesakit apa menahan buang hajat seperti itu sampai waktu jam pelajaran selesai?

Ada juga guru yang bilang bahwa masa istirahat hendaknya dimanfaatkan untuk ke toilet. Sehingga, ketika pelajaran tak perlu bolak-balik ke toilet. Tapi masalahnya bukan menunda ke toilet, memang sering ke toilet karena kondisi yang tidak normal.

Dulu saat sering berkegiatan di ruang berpendingin, saya juga sering ke toilet. Berkali-kali, tak tahan dengan dinginnya ruangan. Minta supaya ruangan tak didinginkan, yang lain merasa akan gerah. Jadi, bisa sangat merepotkan. Kadang ada juga yang merasa aneh melihat saya sering ke toilet. Tapi ya memang seperti itulah faktanya jika dalam kondisi tertentu.

Nah, yang tidak enak adalah ketika ada tudingan macam-macam. Misalnya, ke toilet dinilai hanya akal-akalan saja untuk menghindari satu tugas. Padahal, ingin ke toilet karena memang harus ada yang dikeluarkan.

Jadi melalui tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa tidak semua orang normal. Ada orang yang karena kondisi tertentu jadi tidak normal. Atau bahkan ada orang yang memang tidak normal. Salah satu ketidaknormalan adalah masalah toilet itu. Ketidaknormalan dalam hal ke toilet itu harus difasilitasi, jangan dihambat.

Rapat, sekolah, dan apapun yang resmi itu, harus mengalah pada kondisi extraordinary, yakni kebelet. Berilah kesempatan orang yang kebelet untuk ke toilet. Sebab, menghambat orang mengeluarkan kebutuhannya itu adalah zalim.

Pernah tidak terpikir apa yang akan terjadi jika orang dihambat ke toilet? Pernah tidak terpikir apa yang terjadi jika dia terus menahan mengeluarkan kebutuhannya dalam waktu berjam-jam hanya karena rapat dan sekolah yang harus menghormati forum?

Bisa jadi penyakit akan merebak pada mereka yang terpaksa menahan keinginan untuk ke toilet. Atau bisa juga adegan ngompol akan terjadi di dalam rapat, dalam sekolah. Adegan yang harusnya bisa dihindari jika kita dewasa memahami bahwa ada orang yang extraordinary untuk hal-hal tertentu. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun