Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tuchel Itu Suksesor Klopp, Tanda Baikkah untuk Final?

20 Agustus 2020   07:39 Diperbarui: 20 Agustus 2020   09:00 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih PSG Thomas Tuchel saat memberi arahan dalam pertandingan semifinal Liga Champions antara RB Leipzig vs PSG di Stadion Luz di Lisbon pada 18 Agustus 2020.(AFP/MANU FERNANDEZ) dipublikasikan Kompas.com

Thomas Tuchel mungkin ditakdirkan sebagai suksesor Jurgen Klopp. Apakah Tuchel juga suksesor Klopp di Liga Champions?

Tuchel dua kali menjadi suksesor Klopp. Pertama terjadi pada 2009. Saat itu, lelaki kelahiran 1973 ini menjadi pelatih Mainz menggantikan Jurgen Klopp yang pergi ke Borussia Dortmund.

Tuchel menjadi pelatih Mainz dari 2009 sampai 2014. Sayangnya, selama melatih Mainz, Tuchel tak bisa memberikan trofi. Selepas dari Mainz, Tuchel menjadi pelatih Dortmund.

Tuchel jadi pelatih Dortmund pada April 2015. Dia kembali menggantikan Jurgen Klopp yang memutuskan ke Liverpool. Tuchel menjadi pelatih Dortmund dari 2015 sampai 2017. Selama melatih Dortmund, Tuchel memberi satu trofi yakni trofi Piala Jerman.

Setelah melatih Dortmund, Tuchel menganggur satu musim. Kemudian dia melatih Paris Saint-Germain (PSG) sejak 2018. Yang menarik adalah PSG saat ini masuk ke final Liga Champions. Ingat kan, musim lalu siapa pelatih yang mengangkat trofi Liga Champions?

Ya, musim lalu Klopp lah yang mengangkat trofi Liga Champions bersama Liverpoolnya. Sudah dua kali Tuchel jadi suksesor Klopp. Apakah kini Tuchel jadi suksesor Kloop sebagai pengangkat trofi Liga Champions? Kenapa tidak? Bisa jadi ini adalah pengulangan suksesi.

Kelebihan Tuchel dari Flick

Ada faktor selain suksesor Klopp. Tuchel memiliki satu kelebihan menonjol dibandingkan pelatih Bayern Munchen, Hans-Dieter Flick. Diketahui, Tuchel akan bertemu Flick di final Liga Champions 24 Agustus mendatang.

Seperti diketahui, Munchen memastikan lolos ke final Liga Champions setelah mengalahkan Lyon 3-0, Kamis (20/8/2020) dinihari WIB. Sementara, PSG memastikan ke final terlebih dahulu setelah mengalahkan Leipzig.

Oiya, kembali ke kelebihan Tuchel daripada Flick. Tuchel berpengalaman di Jerman. Dia juga sudah sering berhadapan dengan Munchen dan para pemainnya. Tuchel jelas tahu bagaimana cara mematikan Robert Lewandowski dan kawan-kawan karena sudah hafal dengan tipe para pemain Munchen.

Sementara Flick, yang sering berkutat di Jerman, jarang berhadapan dengan PSG atau para pemainnya. Kelebihan Tuchel ketika melawan tim asal Jerman juga terlihat di Liga Champions musim ini.

Dari tiga kali melawan tim asal Jerman, PSG menang dua kali dan kalah sekali. Kekalahannya pun didapatkan dari Borussia Dortmund di kandang Dortmund. Dortmund seperti diketahui adalah mantan tim Tuchel.

Ketika main di kandang sendiri atau di tempat netral, PSG mampu menang. Mereka mengalahkan Dortmund 2-0 dan mengalahkan Leipzig 3-0. Catat! Mereka tak kebobolan di dua laga itu. Final akan dilaksanakan di tempat netral, yakni di Lisbon, Portugal.

 Sapu Bersih

Ini berandai-andai saja. Jika PSG berhasil menjadi jawara Liga Champions, maka mereka menyapu bersih semua trofi yang bisa mereka dapatkan. Sebab, mereka mendapatkan lima trofi musim ini.

Trofi itu adalah "Piala Super" Prancis, Piala Liga, Piala Prancis, Liga Prancis, dan Liga Champions. Jika terjadi seperti itu, maka sejarah itu tak akan bisa diulangi klub dari Prancis, ketika satu tim dalam satu musim mendapatkan lima trofi. Kenapa tak bisa diulangi oleh tim dari Prancis? Sebab  ajang Piala Liga sudah ditiadakan di musin depan. 

Bahkan, akan sangat sulit tim di Eropa bisa mendapatkan lima trofi dalam satu musim. Kalau lima trofi dalam satu tahun ya banyak yang bisa mendapatkannya. Maka ini adalah kesempatan besar Tuchel dan PSG membuat sejarah yang tak akan pernah dilakukan tim dari Prancis, yakni dapat 5 trofi dalam satu musim. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun