Tak lama setelah deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), akun Din Syamsuddin di Twitter membikin heboh. Di akun tokoh KAMI itu muncul poster "cabut mandat Jokowi". Tapi Din bilang bahwa itu bukan kerjaannya, tapi akunnya diretas orang lain.
Setidaknya ada empat poster yang terkait dengan cabut mandat Jokowi. Empat poster itu bergambar para deklarator KAMI. Intinya mencabut mandat Jokowi sebagai Presiden dan mengembalikan mandat ke rakyat.
Jika dilihat pengunggahannya, dilakukan pada 17 Agustus atau sehari sebelum deklarasi KAMI. Namun, akun itu baru heboh setelah deklarasi KAMI dilakukan.
Din sendiri seperti diberitakan detik.com membantah telah membuat poster itu. Dia bilang bahwa orang yang paham peretasanlah yang memasukkan poster itu ke akunnya.
Dengan kondisi seperti itu, maka menurut Din, dia jelas dirugikan. Sebab, dia tak pernah menulis hal itu. Yang perlu dilakukan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu adalah dengan melaporkan ke polisi, bukan hanya menutup akun.
Kenapa perlu lapor polisi? Ya supaya jelas siapa yang melakukan peretasan. Polisi bisa mengidentifikasi hal seperti ini. Ketika diketahui siapa yang melakukan peretasan, maka bisa dilakukan tindakan hukum.
Jika Din tak melaporkan ke polisi, maka opini soal poster itu akan liar. Liar dalam artian yang luas. Bisa saja ada tudingan bahwa pihak luar KAMI yang membuat poster dan tudingan pihak dalam KAMI yang membuat poster.
Daripada muncul isu liar, laporkan saja dugaan peretasan itu ke polisi. Pelaporan ke polisi juga akan menekan gaduh tak penting dari poster itu. Intinya, poster tersebut rawan digunakan untuk kepentingan politik.
Klarifikasi Tegas
Selain melaporkan ke polisi, KAMI juga perlu tegas. Tidak hanya mengatakan bahwa itu bukan poster dari KAMI, tapi tegas apa posisi KAMI soal isu liar itu?
Apakah KAMI juga punya niatan untuk mencabut mandat Jokowi? Nah, hal itu juga diungkapkan beserta alasan yang jelas. Jika memang ingin mencabut mandat Jokowi tentu sudah melenceng dari niatan sebagai pengontrol moral.