Sekalipun saat 1996 berseberangan, nyatanya Megawati dan SBY pernah satu ruang di pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Bahkan, saat Megawati menjadi Presiden, SBY juga ditunjuk menjadi Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan.
Namun, hubungan Mega dan SBY merenggang ketika keduanya berkontestasi di Pilpres 2004. Saat itu, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla mampu mengalahkan pesaing lainnya, termasuk pasangan Megawati-Hasyim Muzadi.
Uniknya lagi, pada 2014, JK yang 10 tahun sebelumnya berseberangan dengan Megawati, kemudian menjadi satu kubu dengan Megawati. Sebab, JK menjadi Wakil Presiden bagi Presiden Joko Widodo. Itulah politik, teman dan lawan bisa berubah.
Dengarkan Korban
Kasus-kasus yang terjadi di masa lalu memang menjadi kenangan yang pahit, khususnya keluarga korban. Wajarnya kasus di masa lalu memang diselesaikan dengan tuntas seperti keinginan dari pihak korban. Namun, persoalan mengungkap kasus masa lalu selalu tak mudah mengingat ada banyak faktor yang melingkupinya.
Sebuah kasus yang tak tuntas rawan jadi beban dan permainan di masa selanjutnya. Kasus yang tak tuntas kadang dimanfaatkan untuk kepentingan politik yang jauh dari upaya menyelesaikan kasusnya. Bagaimana kelanjutan kasus-kasus di masa lalu, maka menjadi tugas dari para pembuat kebijakan.
Kita? Sebagai warga biasa perlu memetik pelajaran dari kasus kerusuhan di masa lalu. Kita sebagai warga biasa baiknya menjaga diri, mengukur setiap langkah yang tepat. Jangan kemudian masuk dan terjerumus dengan potensi kekerasan dan konflik berdarah. Apalagi, di masa sulit seperti ini, potensi munculnya kerawanan sosial sangat besar. (*)