Presiden Jokowi Sabtu (4/7/2020) berbicara soal kuliah online atau kuliah daring. Seperti diberitakan kompas.com, Presiden bilang bahwa dahulu kuliah daring adalah fenomena yang lambat.
Namun, karena pandemi, kuliah daring bisa terlaksana. Presiden pun mengatakan kuliah daring telah jadi kenormalan baru dan akan jadi kenormalan mendatang.
Dari pernyataan Presiden, kemungkinan kuliah daring memang akan terus dilakukan sekalipun pandemi selesai. Di tulisan sebelumnya saya tak sepakat tentang kuliah daring. Di tulisan ini saya juga akan menegaskan kembali efek nyata dari kuliah daring.
Pak Presiden, kuliah daring itu bisa mematikan usaha di sekitar kampus. Bahkan seorang teman memang benar-benar gulung tikar padahal dia baru membuka usaha di sekitar kampus.
Ceritanya teman saya yang mahasiswa itu, membuka bisnis di sekitar kampusnya. Dia membuka warung. Tentu pangsa pasarnya adalah mahasiswa. Dia pernah bercerita bahwa warung itu adalah bagian dari usahanya membangun mimpi.
Sang teman, mulai membuka usaha mungkin Februari atau Maret lalu, saya agak lupa. Usahanya tentu berjalan dengan baik karena dia juga punya banyak kenalan.
Namun, adanya pandemi telah mengubah segalanya. Belum lama ini saya bertanya pada teman yang lain, soal usaha warung si teman. Informasi yang saya dapat, bahwa warung sudah tutup.
Ya bagaimana mau bertahan kalau pangsa pasarnya hilang. Hilang karena kuliah daring. Mereka tak lagi ke kampus. Usaha teman saya itu tentu usaha baru, usaha anak muda yang butuh dorongan.
Saya juga tak terlalu tahu bagaimana mekanisme selanjutnya dari si teman itu. Mekanisme mengontrak area untuk warung itu. Karena dia mengontrak enam bulan, tapi tak ada sebulan sudah gulung tikar.
Dari dulu saya meyakini dan memang faktanya bahwa area kampus jadi tempat berputarnya uang. Tempat denyut ekonomi. Mereka warga sekitar membuka kost. Selain itu, ada juga yang membuka usaha di pinggir kampus.
Saya dapat kabar juga bahwa kost saat ini dikuasai oleh pemodal besar. Fasilitas kost disulap semodern mungkin. Sementara orang kampung yang kostnya biasa tersisih.