Nah, dengan kondisi tersebut, salah satu cara menguatkan posisi politik adalah merangkul partai lain masuk pemerintahan. Memang parpol pengusung pemerintah terkesan sangat gemuk. Tapi kan bahasa politik selalu muncul, yakni "jika negara (pemerintah) membutuhkan, kami siap".
Pernyataan itu sering muncul di kader parpol yang akan masuk pemerintahan. Ketika parpol pemerintah sangat gemuk, kekuatan pemerintah akan sangat luar biasa. Mereka yang kritis pada pemerintah saya duga akan berkurang dan akan mendukung pemerintah.
Kekuatan politik itulah yang akan mengurangi kegaduhan politik. Jika tak ada kegaduhan politik, maka pemerintahan relatif tak terganggu. Jika pemerintahan relatif tak terganggu, program pemerintah bisa berjalan maksimal.
Maka saya pun tak kaget jika akhirnya kader PAN dan Demokrat masuk ke jajaran kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Khususnya PAN, tentu bukan hal baru masuk  pemerintahan Jokowi karena pada pemerintahan Jokowi sebelumnya, PAN sempat mendapatkan jatah menteri.
Tapi tentu akan ada yang berkurang. Sebab, penyeimbang pemerintahan di parlemen praktis hanya satu, yakni PKS. Apalagi, PKS saya pikir akan menguatkan soliditas internal setelah munculnya Partai Gelora yang dipimpin eks Presiden PKS Anis Matta.
Maka, jika hanya ada PKS dan PKS pun sibuk konsolidasi internal, maka semua hal di DPR akan seperti yang diinginkan pemerintah. Itu efek buruknya yang bisa terjadi. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H