Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setelah PDIP, Giliran Ganjar yang "Diserang"

27 Juni 2020   15:06 Diperbarui: 27 Juni 2020   15:10 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo. foto humas pemprov jateng dipublikasikan kompas.com

Serangan pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak henti-henti muncul belakangan ini. RUU Haluan Ideologi Pancasila menjadi awal serangan pada PDIP. Setelahnya, serangan terus bermunculan di dunia maya. Terbaru, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kader PDIP tak disukai untuk menjadi calon presiden.

Belakangan ini di dunia maya tanda pagar yang menyudutkan PDIP memang marak terjadi. Tanda pagar itu menggejala khususnya setelah adanya demo menolak RUU HIP tengah pekan ini.

Hari ini, Sabtu (27/6/2020) tanda pagar (tagar) KamiTidakTakutBanteng menggema di twitter. Bahkan, berada di nomor dua trending topik pada pukul 13.53 WIB. Tagar tersebut menjelaskan tentang ketidaktakutan pengusung tagar pada banteng yang merupakan ikon dari PDIP.

Sebelumnya, tagar yang menyerang PDIP juga ramai di twitter. Selain menyerang partai, kader PDIP Ganjar Pranowo juga tak disukai. Munculnya tagar GanjarNoErickYes adalah buktinya.

Di pukul 13.53 WIB, tagar GanjarNoErickYes ada di peringkat tiga trending topik twitter. Ganjar memang tidak diserang, tapi tagar itu menjelaskan bahwa Ganjar bukan pilihan dalam Pilpres 2024. Pengusung tagar menjagokan Erick Thohir sebagai calon presiden.

Diketahui, Ganjar adalah salah satu kandidat kuat untuk bisa menjadi calon presiden dari PDIP. Kinerjanya di Jawa Tengah selama ini dinilai bagus dan bisa membuatnya bertarung di kontestasi Pilpres 2024.

Maka, ketidaksukaan pada Ganjar adalah salah satu upaya menyerang PDIP di masa kini. Tagar itu juga menguatkan beberapa pernyataan netizen di twitter yang mengaku tak akan memilih calon yang diusung PDIP di kontestasi pemilu.

Kita tidak tahu bagaimana efek dari serangan pada PDIP dan Ganjar tersebut. Tapi saya menduga serangan ini akan terus dilakukan. Jika soal serangan pada PDIP, maka ukuran paling sahih yang bisa membuktikannya adalah pada Pilkada 2020 akhir tahun ini. Apakah PDIP akan berhasil atau malah terjun bebas di pilkada.

Saya menilai jika PDIP berhasil di pilkada, maka serangan di dunia maya taka da efeknya. Namun, jika PDIP keok di banyak pilkada, maka serangan di dunia maya itu sangat berdampak pada PDIP.

Kalau soal Ganjar saya pikir pembuktiannya masih lama, yakni pada 2024. Itu pun dengan catatan PDIP memang mengusung Ganjar. Sehingga, "serangan" pada saat ini bisa terus simultan terjadi sampai 2024.

Sebagai partai pemenang dua kali pemilu terakhir, massa riil PDIP jelas banyak. Massa riil itu terdiri dari kader atau simpatisan. Tentu serangan di dunia maya ini tak bisa dianggap enteng. Jika terus diserang dan tak ada perlawanan dari PDIP, maka bisa menjadi musibah.

Saya berpikir salah satu cara PDIP untuk membendung serangan di dunia maya adalah dengan melawannya. Melawan dengan isu lain yang bisa mengalihkan perhatian. Bisa juga dengan membuat isu yang menjelaskan bahwa tuduhan pada PDIP selama ini tidak mendasar. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun