Karena si paham ini hanya diam, dia tak menghiasi perbincangan tentang sejarah pembangunan jembatan besar di Desa A. Sampai dia meninggal, dia tak pernah menceritakan sejarah pembangunan jembatan itu.Â
Karena orang yang paham memilih diam, maka sejarah pun akhirnya berbelok. Apalagi, yang sering bicara adalah orang-orang bodoh. Orang bodoh yang merasa pintar. Orang yang menceritakan pembangunan jembatan dengan imajinasi liar tak sesuai fakta.
Maka, jika paham tentang sesuatu hal, sampaikanlah pada orang lain. Agar kebenaran sejarah itu berjalan dengan sanad yang jelas.Â
Bukan sejarah yang dibangun oleh logika sendiri yang tak keruan, apalagi dibangun oleh orang bodoh yang merasa pintar. Sudah bodoh, merasa pintar, membodohkan yang lainnya. Sudah... itu namanya bodoh double kuadrat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H