Di sisi lain, saya sendiri juga tak terlalu tahu kenapa hanya ada dua parpol yang elektabilitasnya naik di masa pabdemi. Selain PAN ada juga NasDem. Faktor kenaikan elektabilitas NasDem juga sulit diketahui.
Jika PAN masih bisa diterka karena ada geliat politik alias "kisruh" di internal, tapi NasDem relatif biasa-biasa saja. Atau mungkin karena gerakan orang-orang di Media Groupnya Surya Paloh yang aktif di masa pandemi? Sehingga juga berpengaruh pada kenaikan elektabilitas NasDem? Tak tahulah.
Bagi saya fenomena NasDem ini juga unik. Mereka bukan partai yang memiliki basis suara seperti partai berbasis massa Islam. Mereka juga relatif baru karena baru ikut Pemilu pada 2014. Ketika partai lain kepayahan di Pemolu 2019, NasDem relatif aman-aman saja.
Maka, menarik juga melihat kiprah NasDem ke depan. Koalisi apakah yang akan mereka bangun? Seperti apa geliat mereka di Pemilu 2024? Seperti biasa, kita tunggu saja. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H