Trump seperti diketahui sedang digoyang oleh Covid-19. Data terbaru seperti dikutip dari worldometers.info, AS adalah negara dengan kasus Covid-19 paling banyak. Data terbaru menyebutkan sudah ada 1,901,783 orang AS yang terkena kasus Covi-19.
Kondisi itu jelas tak menguntungkan secara politik bagi Trump. Apalagi, langkah-langkah konkret Trump pun belum terlihat untuk menekan Covid-19 di AS. Bukan hanya itu, saat ini AS sedang disibukkan dengan aksi demo terkait kematian George Floyd yang meninggal di tangan seorang polisi bernama Derek Chauvin.
Tak hanya itu Cina pun melakukan kritikan tajam pada AS terkait penanganan demo yang dilakukan AS. Sebab, Cina di tahun lalu mendapatkan kritikan dari AS terkait penanganan demo prodemokrasi di Hongkong. Kini, Cina pun membalikkan kritik AS itu.
Tentu saja fenomena saat ini membuat Trump terancam kalah di pilpres nanti. Jika dia tak membuat kebijakan populis, maka Trump akan seperti melempar handuk sebelum kontestasi pilpres dimulai. OIeh karena itu, pernyataan Trump yang mendukung perusahaan AS di luar negeri adalah bagian menarik dukungan, khususnya dari para pengusaha.
Pernyataan dan dukungan Trump setidaknya akan bisa jadi bahan tawar Trump saat kampanye pilpres. Dia bisa mengatakan bahwa dirinya peduli dengan bisnis AS yang mencari pasar di luar negeri.
Maka, jalan terus saja pajak pada Netflix dan sejenisnya karena sepertinya gertakan Trump hanya bagian dari aksi politiknya. Selain itu, memang sudah sepantasnya perusahaan luar negeri tak hanya mengeruk duit di negeri ini. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H