Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspadai 5 Kesalahan saat Mengirim Ucapan Selamat Idul Fitri Bermodal Salin-Tempel

24 Mei 2020   05:44 Diperbarui: 24 Mei 2020   13:22 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Dusun Sorobayan Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang saling bersalaman dalam tradisi ujung pada Hari Raya Idul Fitri 1439H, Jumat (15/6/2018).(KOMPAS.com/IKA FITRIANA )

Zaman dahulu, mengucapkan selamat Idulfitri secara tak langsung dilakukan dengan kartu ucapan. Maka, jelang Idulfitri, kartu ucapan laris manis. Namun, semenjak zaman makin maju dengan adanya telepon genggam dan aplikasi perpesanannya, kebiasaan berubah.

Kartu ucapan sudah jarang digunakan. Pengucapan selamat Idulfitri pun dilakukan melalui aplikasi perpesanan. Dalam sehari di Idulfitri, telepon genggam penuh dengan pesan ucapan Idulfitri.

Malah, karena semakin majunya jenis tulisan dan ikon-ikon di aplikasi perpesanan, variasi pun merebak. Ucapan tak melulu tulisan, tapi juga dengan gambar.

Kadang, saking banyaknya pesan ucapan Idulfitri yang harus dibalas, cara singkat pun dilakukan. Namun, ini berpotensi memunculkan kesalahan. Kesalahan yang bisa jadi membuat si pemgirim tersipu malu.

1. Copy paste

Biasanya yang disalin adalah pesan Idulfitri tahun sebelumnya. Copy paste dilakukan tanpa melihat lebih rinci. Imbasnya, tahun hijriahnya belum berubah. Masih pakai tahun hijriah tahun lalu.

Mereka yang mendapatkan pesan ini mungkin berpikiran bahwa pesan itu butuh waktu satu tahun hijriah untuk sampai ke si penerina. Namun, bagi penerima pesan yang jeli, maka sudah ketahuan bahwa itu copy paste tahun lalu yang tak maksimal.

2. Copy paste milik teman tapi tidak diubah namanya

Misalnya pesan saya bernama kholil dan keluarga. Pesan yang saya copy paste dari teman saya Bayu dan keluarga. Namun, nama Bayu dan keluarga itu belum diganti ke Kholil dan keluarga.

Kalau kayak begitu kan jadi membingungkan. Ngirim pakai nomor Kholil tapi pengirimnya Bayu. Waduh, yang menerima pesan berpotensi bingung, itu. Maka, perlu cermat ketika melakukan copy paste sehingga tak salah.

3. Mengirim ke teman yang mengirim

Ini bisa saja terjadi. Misalnya saya dapat pesan ucapan Idulfitri dari si A. Ucapan si A itu saya copy paste dan sudah saya ubah nama, menjadi nama saya. Tapi karena banyaknya pesan, saya tidak fokus dan pesan itu saya kembalikan ke yang mengirim saya sebagai pesan balasan. Nah, kalau begitu kan ketahuan tukang copy paste.

4. Sudah sempurna tapi lupa mengirim

Ini bisa terjadi jika sangat sibuk di hari Idulfitri. Yakni sudah membuat pesan yang sangat bagus dengan tulisan dan gambar. Namun, karena banyak kegiatan jadi lupa mengirimnya. Ketahuan belum terkirim setelah satu tahun setelahnya. Waduh kan bisa ambyar pesan itu.

5. Pesan yang dibuat kembali ke diri sendiri

Kalau ini bukan kesalahan, tapi karena kebiasaan copy paste. Misalnya si A sudah mendesain ucapan Idulfitri selama sepekan. Karena pesan itu untuk orang banyak, maka tak perlu diberi identitas khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun