Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Tontowi Ahmad Pensiun dan Cerita Masa Kerja yang Usai

18 Mei 2020   11:04 Diperbarui: 18 Mei 2020   13:55 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Repotnya kalau mantan anak buahnya tak mau diatur lagi. Atau ketika tetangganya tak mau diatur lagi, bisa makin stress. Orang tipe seperti ini biasanya sering bernostalgia soal kehebatannya di masa kerja, kehebatan semu. Hehe.

Selain tak siap psikis, ada juga yang tak memanfaatkan dengan baik masa jaya. Ada beberapa fakta ketika muda kaya raya, tapi ketika pensiun rak punya apa apa. Saya pernah baca, beberapa atlet seperti itu. Terjebak dengan euforia muda dan akhirnya kebingungan setelah pensiun.

Dulu dipuja dan dapat sanjungan, kini terpuruk tanpa harta yang memadai. Semua orang tentu berharap bahwa masa tua tidak nestapa baik harta atau psikis. Maka, beberapa atlet layak dijadikan contoh.

Mereka sudah menyiapkan diri dengan baik bahkan sebelum pensiun. Ada yang membuat usaha, ada yang berusaha jadi juragan kost  dan ada lainnya. Artinya pola euforia di masa jaya tak terlalu ditekankan. Tapi  bagaimana menyiapkan diri di masa tua.

Beberapa orangtua juga mulai membangun jaringan dengan baik. Sesama orangtua berkumpul sebulan sekali atau dalam tempo waktu tertentu untuk saling berbagi. Bagaimanapun dunia orangtua berbeda dengan yang muda. Jika dipaksakan untuk menyatu akan jadi masalah.

Jadi, pensiun dan masa tua itu pasti. Yang belum sampai ke sana bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin sehingga tak jadi beban ketika sudah menua. Satu lagi, membangun ruhani juga penting ketika sudah beranjak karena itu yang bisa jadi ruang penenang. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun