Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Eksploitasi ABK Indonesia dan Beratnya Kerja di Laut

7 Mei 2020   10:56 Diperbarui: 7 Mei 2020   11:17 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, anggota Satpolair Polres Cilacap bersama petugas Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Cilacap mengevakuasi jasad ABK yang meninggal di kapal, Rabu (6/5/2020).(KOMPAS.COM/DOK SATPOLAIR POLRES CILACAP)

Sebagian orang yang saya kenal pun bekerja di laut, namun jadi nelayan tradisional. Jika sedang menjaring dan jaringnya rusak, maka harus bertaruh nyawa memperbaiki jaring di dalam laut.

Ada beberapa cerita keras, yang saya pikir tak cocok untuk saya ceritakan di sini. Dahulu saya juga beberapa kali mencari ikan di laut, tapi tidak menggunakan perahu. Saya hanya membawa jaring bersama anak paman saya.

Jaring itu saya "tanam" di laut, jauhnya 1 kilometer dari bibir pantai. Jalan kaki dari bibir pantai yang cetek sampai di area yang hanya memperlihatkan dada ke atas.

Goyangan airnya juga bisa membuat deg-degan. Hanya saja memang itu pantai utara Jawa, yang ombaknya tak seseram pantai selatan. Jaring itu kemudian ditinggal selama 1 jam. Lalu, saya kembali lagi ke laut untuk mengambil jaring yang sudah banyak ikannya.

Sekali lagi, risiko hidup di laut memang lebih berat daripada hidup di darat. Saya berpikir bahwa ABK adalah salah satu kesempatan bagi warga Indonesia untuk bekerja.

Apalagi, belum lama ini pengangguran di Indonesia tercatat 6,88 juta dengan paling banyak adalah para lulusan SMA. Kerja di laut sebagai ABK adalah salah satu kesempatan mendapatkan pekerjaan. Namun, ya itu tadi, risikonya besar. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun