Wajah partai muda akan sangat bermanfaat untuk menggaet para pemilih muda. Ketiga, selama ini Hanafi juga belum terlihat memiliki silang pendapat yang cukup serius dengan pihak luar. Hal itu akan memudahkannya untuk berkomunikasi keluar partai.
Keempat, Hanafi bisa lebih menggaet suara Muhammadiyah. Sebab, bagaimanapun Amien Rais adalah mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah. "Darah" Muhammadiyah yang jelas di tubuh Hanafi akan memudahkannya menggaet suara Muhammadiyah.
Dengan kemungkinan itu, tinggal tunggu saja bagaimana manuver Amien Rais. Saya menduga, jika Amien Rais sangat menggebu-gebu untuk membangun Indonesia, seperti kritiknya selama ini pada pemerintahan Jokowi, maka Amien memang akan membentuk PAN Reformasi. Mari kita lihat saja cerita selanjutnya.
Regenerasi
Masa kini, memang masa-masa regenerasi tokoh politik ke putra-putrinya. Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri sudah memberikan tongkat estafet pada Puan Maharani. Tongkat estafet itu adalah tongkat estafet politik. Puan kini memiliki posisi penting di pemerintahan sebagai Ketua DPR.
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menyerahkan tongkat estafetnya pada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). AHY kini adalah Ketua Umum Partai Demokrat. Sepengetahuan saya, AHY adalah ketua umum partai yang memiliki kursi di Senayan, yang paling muda.
Presiden Jokowi sekalipun tidak terlihat secara langsung memberikan tongkat estafet politik, sebenarnya dia juga memberi ruang pada Gibran Rakabuming Raka. Sebab, anak Jokowi itu tak dilarang bersaing dalam kontestasi Pilkada Solo.
Prananda Paloh, putra Surya Paloh, juga sudah menjejakkan kakinya di politik. Prananda kini menjabat ketua pemenangan pemilu Partai NasDem. Dalam beberapa tahun ke depan, para suksesor orangtua tersebut sepertinya akan menghiasi kontestasi politik nasional. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H