Dalam beberapa musim belakangan, Atalanta menyita perhatian karena prestasinya. Mereka memang tak mendapatkan trofi, namun untuk tim kelas menengah, posisi mereka di Liga Italia sangat bagus. Padahal, Atalanta adalah tim yang tak kaya. Bahkan, mereka diusulkan jadi juara Liga Italia musim ini.
Dikutip football-italia.net, berikut perincian pengeluaran dan pendapatan Atalanta hanya dilihat dari jual beli pemain dalam beberapa musim terakhir. Mereka ternyata lebih sering mendapatkan keuntungan finansial daripada kerugian. Apa yang dilakukan Atalanta ini terjadi ketika tim tersebut dilatih Gian Piero Gasperini.
Pada musim 2016-2017, Atalanta mengeluarkan dana 14,34 juta euro untuk membeli pemain. Di sisi lain, Atalanta mendapatkan uang 41,33 juta euro dari penjualan pemain. Maka, Atalanta surplus 26,99 juta euro. Di musim 2016-2017 Atalanta mengakhiri Liga Italia di posisi 4 klasemen akhir.
Pada musim 2017-2018, Atalanta mengeluarkan dana 55,11 juta euro untuk membeli pemain. Mereka mendapatkan 86,04 juta euro dari penjualan pemain. Maka, Atalanta surplus 30, 93 juta euro. Atalanta mengakhiri musim 2017-2018 di posisi 7 klasemen akhir.
Setelah hasil tak terlalu bagus di musim 2017-2018, Atalanta jor-joran mengeluarkan uang di musim 2018-2019.  Atalanta mengeluarkan uang 53,50 juta euro untuk membeli pemain. Di sisi lain, Atalanta mendapatkan 21,56 juta euro dari penjualan pemain. Maka, Atalanta defisit  31,94 juta euro. Sekalipun defisit, namun Atalanta mendapatkan hasil bagus karena berada di posisi 3 klasemen akhir Liga Italia.
Di musim 2019-2020 Atalanta mengeluarkan dana 53,20 juta euro untuk membeli pemain. Di sisi lain, Atalanta mendapatkan dana 99 juta euro dari penjualan pemain. Maka, Atalanta mendapatk an keuntungan 45,80 juta euro. Di musim 2019-2020 sampai dihentikan, Atalanta ada di posisi 4 klasemen Liga Italia.
Di masa Gasperini, Atalanta memang jarang membeli pemain bagus. Pemain mahal yang didapatkan Atalanta hanya Duvan Zapata (26 juta euro) dan Luis Muriel (15 juta euro). Di sisi lain, banyak pemain Atalanta yang laku dijual ke klub lain dengan harga mahal. Misalnya, Dejan Kulusevski dijual ke Juventus dengan harga 35 juta euro. Franck Kessie dijual ke AC Milan dengan harga 24 juta euro.
Musim ini, Atalanta hanya mengeluarkan dana 93 juta euro untuk menggaji para pemainnya. Jumlah itu lebih sedikit 57 juta euro dari pengeluaran Sampdoria dalam menggaji pemain. Padahal, saat ini Sampdoria berada di zona merah.
Pengeluaran Atalanta untuk menggaji pemain juga jauh lebih murah daripada Juventus yang mengeluarkan dana 719 juta euro. Inter Milan yang kini ada di posisi tiga klasemen sementara, mengeluarkan dana 364 juta euro untuk menggaji para pemainnya.
Apa yang dilakukan Atalanta ini bisa jadi pelajaran bahwa membuat tim hebat tak selalu mengeluarkan banyak dana. Semangat dan kesatuan menjadi dua di antaranya senjata utama sebuah tim bisa bersaing di papan atas kompetisi.
Kini, selain bagus di Liga Italia, Atalanta juga sudah memastikan lolos ke babak 8 besar Liga Champions. Tentu saja, pencapaian itu adalah hasil yang luar biasa karena sebelumnya mereka tak pernah diprediksi akan melaju jauh di kompetisi paling elite di Eropa tersebut.
Statistik yang Bagus
Statistik Atalanta di musim ini cukup bagus, khususnya dalam hal produktivitas. Mereka mampu membuat 70 gol dari 25 laga di Liga Italia Serie A. Jumlah itu lebih bagus daripada semua tim di Liga Italia Serie A, termasuk lebih bagus daripada pemuncak klasemen Juventus.
Bahkan, Atalanta lebih produktif daripada Barcelona dan semua tim yang ada di La Liga. Atalanta juga lebih produktif daripada Liverpool dan semua tim di Liga Primer Inggris. Tentu saja ini adalah pencapaian yang luar biasa dari klub yang tak memiliki sejarah bagus di ajang sepak bola Italia dan Eropa.
Petisi Juara
Bolasport seperti mengutip football-italia.net menyebutkan ada seseorang yang telah membuat petisi agar Atalanta dinyatakan sebagai juara Liga Italia musim 2019-2020. Seperti diketahui, Liga Italia dihentikan karena wabah corona.
Petisi itu dibuat karena Atalanta ada di wilayah Lombardy yang menjadi pusat penyebaran corona. Hingga, Minggu (5/4/2020) sudah ada 15.362 kematian karena corona di Italia dan 8.656 di antaranya dari wilayah Lombardy. Sementara, Bergamo (termasuk wilayah Lombardy) yang merupakan kota tempat Atalanta bermukim, dalam sebulan terakhir telah ada 4.500 kematian karena corona. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H