“Harga cabai merah besar berkisar Rp 40 ribuan perkilogram itu bisa naik maupun turun, itu juga bisa terjadi pada sayur lainnya, jika ingin harga cabai tersebut murah maka dengan cara dicampur harga tersebut bisa turun”, ujarnya.
“Kelas suatu bahan atau kualitasnya juga menentukan dari harga bahan tersebut”, tambahnya.
Ia juga menduga bahwa saat bulan Ramadhan nanti, kemungkinan akan naik.
Adapun juga tanggapan tentang naiknya harga cabai rawit ini.
“Harga cabai rawit ditempat lain bisa sampai Rp 150 ribu per kilogramnya, maka dari itu harga cabai rawit sekarang seperti harga daging, jadi saat kita makan cabai itu sama saja kita makan daging”, ucap seorang konsumen.
Kenaikan harga bahan pokok pada menjelang Ramadhan ini memang sering terjadi pada tahun tahun sebelumnya tetapi pada tahun ini kita dihadapkan dengan banyak cobaan yang membuat banyak hal terganggu.
Kebutuhan akan bahan pokok terutama cabai rawit ini menyebabkan banyak tempat makan mengurangi penggunaan cabai rawit dan lebih menghemat untuk kedepannya nanti.
“Makan di warung sekarang cabainya sedikit, apalagi saat makan gorengan pasti hanya diberi cabai sedikit tidak seperti sebelumnya”, ujar seorang pembeli gorengan.
Memang untuk orang Indonesia yang suka makanan pedas bila tidak makan dengan cabai maka cita rasa dari suatu makanannya akan kurang.
Maka dari itu selain seorang pedagang yang harus melakukan pinjaman di Bank untuk mendapat modal dan agar bisa melakukan setoran, peran pemerintah untuk memberi bantuan berupa bantuan sosial atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) memang sangatlah penting agar para pedagang dari yang besar maupun yang kecil (UMKM) dapat terus untuk berdagang dan agar dapat memenuhi kebutuhan masing masing yang akan menunjang perekonomian di Indonesia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H