Mohon tunggu...
Ilhamdi Andi
Ilhamdi Andi Mohon Tunggu... lainnya -

Partime In Sport, Fulltime in Techno

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahlawan Diplomasi, Penuh Dengan Cinta

10 November 2012   03:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:41 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam pencarian Google, kata cinta lebih banyak kditemukan daripada kata perang. Jika berbicara cinta secara universal, maka, banyak orang yang membutuhkannya, ketimbang perang.

Dunia dan kehidupan tanpa masalah itu mustahil. Tinggal bagaimana pilihan kita menyelesaikan masalah itu dan caranya.

Indonesia punya pahlawan yang mampu menyelesaikan masalah dengan cinta. Namnya Soegijapranata, Uskup Semarang pada tahun 1940 sekaligus uskup pribumi pertama Indonesia mempunyai peranan masing-masing pada masa awal kemerdekaan.

Tidak banyak yang tahu mungkin akan sosok pentingnya, hingga sutradara Garin Nugroho membuat film tentang dirinya pertengahan Juni lalu.

Tapi Uskup Soegija adalah salah satu aktor penting dalam proklmasi kemedrdekaan Indonesia. Dan ia memiliki peranan sebagai orang yang pandai berdiplomasi. Menyelesaikan atau memperkecil masalah, dengan caranya yaitu berdiplomasi. Tanpa perang tapi dengan cinta.

Cintanya pada sesama umat manusia tanpa memebedakan agama, suku dan lain-lainnya.

Cara Uskup Soegija dalam adalah mengupayakan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan.

Soegija adalah orang yang pandai berdiplomasi dan kemampuannya itu digunakan untuk mencapai pengakuan kedaulatan RI pada saat itu.

Konon, proses penculikan Bung Karno dan Bung Hatta yang dibawa pemuda ke Rengasdengklok pun tak luput dari peran Soegija.

Satu hal yang memang dan tengah dibutuhkan oleh Indonesia di masa kini. Lihai dalam berdiplomasi dan memberikan keuntungan kepada Indonesia, dan bukannya justru memberi tekanan kepada Indonesia yang merugikan generasi sekarang dan juga generasi yang akan datang.

Memamng di jaman sekarang Indonesia tidak lagi berperang dengan senjata. Tapi sosok Soegija dibutuhkan Indonesia di beberapa daerah yang justru rawan konflik antar sesama.

Sosok seperti ini dibutuhkan bukan atas nama proses demokrasi. Tapi atas nama manusia yang punya sikap dan pemikiran yang berbeda.

Entah sudah ada berapa kasus kekerasa dengan menggunakan senjata yang ironisnya terjadi antar sesama warga Indonesia.

Sosok Soegija inilah yang dibutuhkan sekarang. Dialah pahlawan yang mampu membantu menyelesaikan masalah tanpa menggunakan kekerasan, senjata atau pertumpahan darah.

Yang harus kita ingat adalah cinta selalu lebih menarik dari perang. Percayalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun