Meskipun sempat terjadi perselisihan dan perbedaan diantara mereka, toh buktinya mereka tetap bersahabat.
Tapi setiap individu manusia pastinya punya perbedaan. Termasuk apa yang terjadi pada Bung Karno dan Bung Hatta.
1 Desember 1956, Hatta mundur sebagai wakil Presiden Indonesia saat itu.
Beberapa sumber sejarah menyebutkan, ada perbedaan pandangan antara Hatta dan Bung Karno.
Jika keduanya berkeras pada pendapat masing-masing, bisa saja keutuhan NKRI runtuh secara tiba-tiba.
Hal ini yang diduga sebagai salah satu mundurnya Hatta. Ia merasa pemikirannya yang dulu sejalan dengan Bung Karno kini sudah tidak sama lagi.
Sikap sederhana, tau diri, legowo. Itu yang dirasakan Bung Hatta. Meskipun Hatta pada saat itu tidak terbukti bersalah terhadap hal apa pun, mundur, demi Indonesia.
Membiarkan Bung Karno berperan dan menata Indonesia yang lebih baik saat itu. Sebuah sikap yang positif dari Hatta, dan justru berbanding terbalik di jaman sekarang.
Sebagian orang di Indonesia, meskipun sudah salah, masih terlihat tidak mau menyerah Bertahan pada argumen masing-masing, merasa yang paling benar, meskipun dia sadar ia melakukan kesalahan.
Yang adanya hanya menghadirkan debat berisi pepesan kosong dan saling mempertahankan argumen masing-masing, dan bersembunyi di balik kedok "demokrasi yang sah-sah saja berbeda pendapat."
Bung Hatta berbeda. Yakin Bung Karno bisa membangun kesatuan Indonesia saat itu meskipun berbeda pendapat, ia pun memberi kesempatan kepada Bung Karno untuk menyelesaikan tugasnya.