Konser SM Town yang kemarin berlangsung meriah di Jakarta sebagai salah satu dari rangkaian world tour SM Town , menghadirkan berbagai band korea yang digandrungi kebanyakan pemuda indonesia. Dengan nama band yang aneh aneh dan cukup membingungkan menurut saya , ada Suju, SHINee, SNSD atau Girls Generation, BoA, f(x), Exo, TVXQ . Saya juga bingung apakah band yang f(x) itu dalam lagunya memberikan rumus rumus fungsi sehingga lebih mudah dihafal seperti jembatan keledai yang umumnya digunakan pada saat menghafalkan tabel periodik . Tapi karena kemarin hanya penonton yang boleh masuk bung karno dan tidak diijinkan membawa kamera dan segala macam gadget , apalagi kembang api yang sering dibawa saat menonton timnas . Jadi hanya tuhan dan penonton yang tahu konsernya. Dalam tulisan kali ini saya akan membahas geliat korean pop (K-Pop) yang kini sudah mendunia. Mulai dari girlbandnya yang cantik cantik semacam SNSD , Boyband nya yang cakep cakep semacam Suju , Sampai orang yang tidak “eye catchy” , tidak memiliki badan flat dengan perut sixpack layaknya boyband kebanyakan karena setiap hari kerjaannya di salon , dengan gaya berkudanya bisa mendunia , bahkan mendapatkan dua ratus juta view lebih di Youtube dalam 3 bulan , jauh lebih cepat dari Bieber atau video klip resmi vivo dan studio rekaman hollywood lainnya , dan sudah masuk dalam Guiness World Record sebagai video youtube dengan traffic terbesar. Sesuatu yang hanya bisa dicapai dengan orisinalitas karya.
Banyak boyband dan girlband dadakan bermunculan di muka bumi ini , terutama di kancah entertaiment Indonesia. Begitu pula dengan beragam artis artis dadakan youtube yang terkenal dan kemudian seakan musnah ditelan bumi karena hanya lipsync. Terhitung mulai dari Sinta dan Jojo yang hanya berakhir sebagai ikon iklan sonice dan sekarang mulai tidak ditampilkan , hingga Eks-Briptu Norman yang sekarang menjadi pengangguran setelah resign dari kepolisian setelah sukses dengan lipsync chaiya chaiya. Sehebat hebatnya artis youtube yang terkenal mendadak itu , ataupun boyband dan girlband dengan paras “mendekati” sempurna itu melenggak lenggok selama hanya melakukan lipsync akan hilang dengan sendirinya. Selain karena sekarang sudah jaman era keterbukaan dimana entertaiment terbuka untuk semua orang secara gratis , baik yang official seperti youtube atau yang bajakan lewat 4shared dan keinginan pasar yang selalu berubah ubah mengikuti perkembangan jaman , band dituntut konsumer untuk memiliki keistimewaan tersendiri yang bisa dijual , yang dalam hal ini adalah orisinalitas karya dalam bermusik. Banyak sekali band band yang sudah berumur , yang masih populer dan mendapat tempat di hati masyarakat karena karyanya yang memang orisinil dan layak disukai. Sebut saja slank dan project pop yang sampai sekarang fanbase nya masih aktif bila ada konser selalu berbondong bondong menonton dalam kebersamaan. Saya ingat waktu slank mengadakan konser di kota saya , Pati Jawa Tengah ada slanker yang membawa bendera bertuliskan Slanker Kediri. Kediri yang terletak di Jawa Timur bagian selatan tentu butuh waktu yang tidak singkat untuk mencapai Pati yang terletak di Pantura. Negeriku Indonesia Banyak sekali warga Indonesia yang sampai saat ini masih belum memahami tentang orisinalitas karya , yang suka menyalin artikel tanpa ijin dan mengklaim seenaknya , mendownload lagu bahkan film bajakan yang bertebaran di dunia maya , yang membeli skripsi bahkan ijazah di pengepul skripsi dan tetis dan pemalsu ijazah yang iklannya bertebaran di kota kota besar layaknya iklan sedot wc , tapi suka menghujat beberapa band yang sudah “mencoba” untuk menunjukkan jati dirinya. Menurut IDC pada April 2012 lalu 86% dari software yang beredar dan terpasang di gadget warga indonesia adalah bajakan , saya pun mengakui saya belum bisa lepas dari program bajakan . Saya masih pakai windows xp di laptop acer saya yang seharusnya berbasis dos free , saya juga menggunakan Office 2010 dan ada Corel X5 disana yang seharusnya dibeli dengan harga beratus ratus dollar , harga yang sama dengan harga laptop tua ini mungkin harus saya bayar jika menggunakan software orisinal. Saya pun cuma sebagai pelajar yang dituntut untuk menggunakan Corel dan Office sebagai salah satu software wajib pembelajaran yang sudah tertulis dalam kisi kisi , padahal Kemenkominfo “katanya” sudah mencanangkan Masyarakat Informasi Indonesia pada 2015 yang be open dan be legal.
Di kantor kantor pemerintahan pun sudah terlihat komputer yang edisi terbaru dari pusat sudah menggunakan open source dan open software sejenis ubuntu dan linux , tapi semua komputer seri terbaru itu malah dibiarkan menganggur dan lebih memilih menggunakan komputer lama yang pakai windows xp dan mozillanya support flash untuk main poker. Pada kurikulum pembelajaran TIK SMP yang saat ini sedang saya tempuh pun sebagai siswa saya diwajibkan tuntas mempelajari basis input data microsoft excel dan beragam fungsinya , editing video dengan ulead studio , dan drawing dengan corel X5 . Waktu ulangan UAS dan UKK yang dilakukan tiap semester itupun soal TIK yang jamak ditemui siswa yang masih bersekolah pun berkisaran screenshot dari software yang tertulis di kisi kisi lalu disuruh menyebutkan tombol apakah ini , tombol apakah itu. Pemerintah memang masih setengah hati dalam menegakkan UU HAKI yang jelas jelas menyebutkan untuk melarang segala jenis pembajakan. Disatu sisi melarang pembajakan software tapi dalam kurikulum pendidikan mewajibkan siswa untuk mempelajari tentang software yang seharusnya dibeli dengan harga ratusan dollar itu. Selain itu faktor ekonomi pun sangat tidak memungkinkan masyarakat yang sudah berdaya beli rendah , dengan pendapatan yang pas pasan hanya habis untuk beli makan , bensin , dan bayar kontrakan itu disuruh untuk membeli software. Sudah saatnya bagi pemerintah untuk menegakkan Undang Undang yang sudah dibuat dengan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan komunikasi lintas kementrian . Siapa tahu suatu saat nanti ditengah desakan Microsoft dengan Office dan Windowsnya itu muncul office office asli indonesia dengan harga yang murah atau bahkan gratis , dengan fitur yang sama atau bahkan lebih baik. Atau band band Indonesia yang menyusul mendunia layaknya Agnes Monika atau K-Pop tadi . Toh siapa tahu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H