Mohon tunggu...
Muhamad Ilham ardiyansyah
Muhamad Ilham ardiyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sosial budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Candi arjuna : Pusaka sejarah, budaya, dan religi Indonesia

17 Desember 2024   19:46 Diperbarui: 17 Desember 2024   19:45 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

KomplekCandiArjunaberisibeberapacandididalamnyayangbercorakHindu-Budhayaitu

Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, dan Candi Sembadra. Candi biasanya merujuk pada beragam fungsi serta bentuk suatu bangunan. Sebagai tempat ibadah, pusat pengajaran agama, tempat penyimpanan abu jenazah raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayamnya para dewa, petirtaan (pemandian), dan gapura, bangunan ini berfungsi. Candi adalah tempat suci di mana ritualagamaHinduatauBuddhadilakukan.Penelitianinidimaksudkanuntukdapatmengetahuimotif- motif apa saja yang terdapat pada candi-candi di Komplek Candi Arjuna. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Teknik Observasi, Dokumentasi, dan Studi Pustaka. Hasilpenelitianinimenunjukkanbahwaterdapat10motifyangterdapatpadacandidiKomplekCandi Arjuna. terkait dengan makna dalam setiap ornamen di Candi Arjuna memiliki hubungan dengan mitologi Agama Hindu.

Kata Kunci:CandiArjuna,Motif,Makna

PENDAHULUAN

Candi merupakan bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasaldariagamahindu-budha.SalahsatuCandiyangterkenaldiDiengadalahCandiDieng atau komplek Candi Arjuna, terdapat lima Candi yang berada pada komplek Candi Arjuna terdiri dari Candi Arjuna, Semar, Srikandi, Puntadewa dan Sembadra. Candi Arjuna adalah peninggalan budaya yang mempunyai nilai kebudayaan dan nilai sejarah, sebagai salah satu warisanbudayayanglayakdimanfaatkandalampenyampaianinformasisejarah.CandiArjuna unik karena dibangun dalam gaya klasik (Gaya Mataram Kuno) dengan tiga bagian: kaki, tubuh, dan atap. Selain itu, candi Arjuna menarik karena bentuknya yang tampaknya tambun, yangsecarakeseluruhanmemilikiataptigalapisan,miripdenganatapdiIndiaSelatan,kecuali atap Candi Semar dan Candi Bima, yang tidak memiliki bingkai bulat (kumuda) di atasnya. Selainitu,adacandiyangunikkarenaterletakdiCandiSemar,yangmerupakanCandiPerwara terletak di depan Candi Arjuna, dengan pintunya yang menghadap ke timur dihiasi dengan ornamen Kala-Makara. Meskipun puncak Candi Semar telah rusak dan hilang, ciri khasnya adalahatapnyayangberbentukbingkaipadmaatausisigenta.Stupa,tempatpemujaan,wihara, pintu gerbang, tempat pemandian, dan tempat bertapa adalah semua contoh bangunan candi (Bastomi, 1982).

PenulismelihatsetiapcandidikelompokCandiArjunaDienguntukpertamakalinya di Dieng. KompleksCandi Arjuna memiliki banyak ornamen dengan berbagai bentuk, seperti tumbuh-tumbuhan yang terlihat hampir di setiap bangunan, dan kelompok Candi Arjuna memiliki berbagai ornamen. Berdasarkan latar belakang yang diberikan, penulis berpendapat bahwa penelitian tentang studi ornamen pada Studi ini terutama berkonsentrasi pada bentuk danmaknasimbolikyangterkandungdalamornamendikelompokCandiArjunadikompleks Candi Dieng.

PEMBAHASAN

Candibiasanyamerujukpadaberagamfungsisertabentuksuatubangunan.Bangunan iniberfungsisebagaitempatibadah,pusatpengajaranagama,tempatpenyimpananabujenazah raja, tempat pemujaan atau tempat bersemayamnya para dewa, petirtaan (pemandian), dan gapura. Menurutfungsinya, candi berfungsi sebagaitempat suci dimanakegiatankeagamaan umatHinduatauBuddhadilakukan.Rusdi(2010:18).Dengandemikiancandimemilikimakna religius, candi dibangun dengan niat atau maksud keagamaan yaitu agama hindu dan budha. Candi sebagai bangunan semacam pemakaman hanya terdapat dalam bangunan Hindu, sementara dalam agama Buddha candi dimaksudkan sebagai tempat pemujaan. ( soekmono, 1973: 82-83).

Candibiasanyadihiasidenganhiasanatauornamensebagaibangunanpemuliaanatau pemujaan. Percandian di Jawa Tengah dan Yogyakarta menampilkan berbagai ornamen geometris,sulur-suluran,danbinatang.OrnamenKalamenggambarkanwajahraksasadengan matamelotot,hidungbesar,danbertaring.Iniadalahsalahsatuornamenyangpalingmenonjol. Ornamen kala memiliki lambang sebagai kekuatan yang dapat menolak kejahatan. Ornamen Kala yang ditempatkan di atas pintu gerbang candi selalu menarik perhatian pengunjung. Sebagaimana diketahui, candi adalah bangunan suci bagi umat Hindu dan Budha. Namun, orang awamsulit membedakannya secara fisik jika dilihat dari ornamennya. Di atas pintu gerbang candi terdapat ornamen Kala yang memiliki kesamaan.

Komplek Candi Arjuna terletak di bagiantengah dataran tinggi Dieng, Banjarnegara yang berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa tengah. Lokasi ini diperkirakan sebagai jalur penyebaran agama Hindu Buddha dari wilayah pesisir pantai utara menuju ke wilayah pedalaman Pulau Jawa. Dibangunnya candi ini adalah pada abad ke-8 sampai abad ke-12 Masehi yang memiliki luas 900.000 m². Kompleks candi Dieng terdiri dari Candi Arjuna, Candi Dwarawati, Candi Gatotkaca, dan Candi Bima. Komplek Candi Arjuna terdiri dari 5 candi yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, dan Candi Sembadra. Candi Arjuna terletak paling utara dari deretan percandian di kompleks tersebut. Sementara itu, Candi Semar adalah candi perwaraatau pelengkap dari Candi Arjuna. Kedua bangunan candi ini saling berhadapan.

Candi arjuna merupakan candi yang bercorak hindu pendiri candi ini adalah dari Dinasti Sanjaya dari Mataram Kuno. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan Arca Dewa Siwa, Wisnu,Agastya,danGanesha.LetakdariCandiArjunatersebutadalahdipegunungan,dengan tinggi antara 2.000-2.100 mdpl yang digunakan untuk ritual acara keagamaan yang konon dikaitkan dengan keyakinan orang-orang hindu dengan kahyangan. Lanskap fisik dataran tinggi Dieng merupakan perwujudan fisik dari konsep ruang sakral agama Hindu yang mempercayai bahwa gunung merupakan tempat bersemayamnya para Dewa. Suhu udara di datarantinggiDiengdipengaruhiolehtingginyalokasi.Padapuncakmusimkemarau,dariJuli hingga Agustus suhu udara di dataran tinggi Dieng dapat mencapai 0° C atau bahkan minus beberapa derajat Celcius. Hal ini menyebabkan munculnya "embun upas", yang disebut oleh penduduk setempat sebagai embun beku, yang sering merusak berbagai jenis tanaman pertanian di dataran tinggi Dieng.

Gambar1.1KomplekCandiArjuna(Sumber:DokumentasiPribadi)

Pada dataran tinggi Dieng, bangunan suci atau candi dibangun untuk memuja Dewa Śiwa.DewaSiwaadalahdewautama,sepertiyangditunjukkanolehtinggalanarkeologiseperti linggayoni, arca, dan prasasti. Pada bagian pembuka prasasti Dieng III, Prasasti Ra Kidan, PrasastiDiengV,danPrasastiDiengVI,tertulisomnamassiwaya,terdapatpenghormatanatau puji-pujian.SeruanmenunjukkanbahwaDewaSiwaadalahdewautamayangdipujadiDieng. DalammitologiagamaHindu,DewaSiwaadalahdewayangsenangmelakukanpertapaan,dan dia ingin para pemujanyamemilikitempatyang nyaman untukbertapa.Lokasi itu tenang dan jauh dari permukiman. Karena lokasinya di pegunungan, lokasi tersebut dianggap sebagai tempat sakral. Lokasi ini di dataran tinggi Dieng memiliki banyak sumber air dan suasana tenangkarenadikelilingiolehhutan,membuatlokasiinicocokuntukbertapa.Lanskapdataran tinggi Dieng berfungsi sebagai titik axis mundi, atau penghubung antara dunia manusia dan dunia kedewataan. Kompleks Candi Dieng berfungsi sebagai representasi imago mundi, atau replika pusatdunia.Dalamhalini,konseptirtha sangatpentingkarena dapatmenggambarkan alur perjalanan hidup manusia. Salah satu faktor penting yang dipertimbangkan oleh masyarakatHindu-Buddhapadamasaituadalahkesejajaranantaralanskapfisikdatarantinggi DiengdengankonsepruangsakraldalamagamaHindu.Keberadaanritualperjalanandancandi disanamenunjukkanbahwadatarantinggiDiengberfungsisebagaititikpersinggunganantara kosmos dan dunia. (Hariyadi, 2019).

Candi Arjuna baru ditemukan kembali pada tahun 1807 oleh tentara Inggris yang sedangmenjelajahiDataranTinggiDiengyangbernamaH.CCorneliusketikasedangberjalan- jalankedaerahDiengdanmelihatsekumpulancandiyangterendamdalamgenanganairtelaga. Kemudian pada tahun 1856, J. Kinsbergen mengunjungi dataran tinggi Dieng dengan mengaktifkan kembali saluran air yang disebut oleh masyarakat sekitar sebagai “Gangsiran Aswatama”. J. Kinbergen juga melakukan penggalian serta pemotretan beberapa tinggalan arkeologi di dataran tinggi Dieng, tetapi laporan penelitian tersebut tidak ditemukan hingga kini. Penelitian terus berlanjut dan dilanjutkan oleh H.L. Melville pada tahun 1911-1916. HinggapadaakhirnyapenelitiandilanjutkanolehpemerintahanHindiaBelanda.Sejaksaatitu, candi ini menjadi perhatian para arkeolog dan sejarawan, dan menjadi salah satu destinasi wisata utama di Dieng. Kelompok Candi Arjuna, yang terdiri dari Candi Arjuna, Candi Srikandi, dan Candi Anggrek, adalah satu-satunya candi Dieng yang tidak terlalu berdekatan.

CandiSembadradanPuntadewa.CandiSemarberhadapandenganCandiArjuna,dankeempat candi menghadap ke barat. Di sisi lain, Candi Gatotkaca terletak di sebelah barat daya Balai Kambang di kaki Bukit Panggonan; Candi Dwarawati terletak di sebelah utara dekat Bukit Prahu; dan Candi Bima terletak di ujung selatan. (Firmadhani dan Syarif, 2021).

MaknaSimbolikOrnamenpadaKomplekCandiArjuna Motif Kertas Tempel

Berdasarkan bentuk visual dari ornamen yang sudah penulis paparkan, motif Kertas Tempel yangterdapat pada Candi Srikandi dan CandiPuntadewamerupakanmotifhiastanpa maknayangdijadikanmotifhiaspelengkapuntukmenambahnilaiestetisataukeindahanpada Bangunan candi.

Gambar1.2MotifKertasTempel(Sumber:DokumentasiPribadi).

MotifPersegi

Berdasarkan bentuk visual ornamen persegi pada Candi Puntadewa yang sudah penulispaparkan,ornamenpersegimemilikimaknadalamSatapathaBrahmana(Hindu)yaitu ornamenpersegimerupakanlambangdarisurgawidengansifatnyayangstatis,stabildantidak mudah bergerak persegi melambangkan kekalnya kehidupan surga. Simbol tersebut menjadi representasi yang sakral, yang dimaknai oleh sebagai suatu simbol (perlambang) yang sakral (Pratiwinindya, 2017).

Gambar1.3MotifPersegi(Sumber;DokumentasiPribadi).

Makna Motif Sulur-Suluran

Berdasarkan bentuk visual sulur-suluran pada kelompok Candi Arjuna yang sudah dipaparkan oleh penulis, motif sulur-suluran (sulur dedaunan) yang terdapat pada seluruh bangunancandidikelompokCandiArjunaselainmemilikifungsiestetisjugamemilikimakna simbolisyaitumelambangkankehidupanyang Bertumbuh,lambangkesuburan,kemakmuran, Dan alam semesta.

Gambar1.4MotifSulur-suluran(Sumber:DokumentasiPribadi).

MotifBunga

Berdasarkan bentuk visual motif bunga pada Candi Srikandi dan Candi Puntadewa yang telah dipaparkan oleh penulis, motif bunga dapat dimaknai sebagai simbol perwujudan dari alam dan keindahannya. Keindahan dari bunga bukan hanya dari bentuknya namun juga bau dari bunga yang harum membuat suasana suatu tempat menjadi nyaman.

MotifKala

Berdasarkan bentuk visual dari ornamen Kala pada kelompok Candi Arjuna yang sudah penulis paparkan, ornamen Kala melambangkan kekuatan yang dapat memberi kehidupan dan menolak sesuatu yang bersifat jahat. Sehingga, Kala pada kelompok Candi Arjuna jika diamati selalu diletakkan di bagian atas pintu masuk karena pada dasarnya Kala merupakan seorang penjaga yang ingin selalu menghilangkan hal negatif dan ketidaksucian pada setiap orang yang akan memasuki candi.

Gambar1.5MotifKala(Sumber:DokumentasiPribadi).

MotifMakara

Berdasarkan bentuk visual dari ornamen Makara pada kelompok Candi Arjuna yang sudah penulis paparkan, dalam bahasa Sansekertaarti Makara merupakanmonsterdari dalam laut dengan bentuk yang menyerupai gabungan dari beberapa binatang yaitu lumba-lumba, buaya,dangajahhaltersebutjugaterdapatpadabahasaJawaKunokarenadariwaktukewaktu Makara menjadi binatang mitos. Bentuk ornamen Makara yang tergabung dari beberapa binatang tersebut merupakan simbol penghormatan kepada Dewa Kama (Arifin, 2015: 15). TugasMakarasamasepertiKalayaitumenjagaDewaSiwayangterdapatpadaukirandibagian pintu masuk bangunan candi Hindu. Ornamen Makara yang diletakan pada bagian kaki candi jugamerupakanlambangdariduniabawah. HaltersebutdikarenakanMakarapadaKelompok CandiArjunamerupakangabunganbinatangyangdipercayaimasyarakatbergamaHinduSiwa sebagai makhluk dari dunia bawah.

Gambar1.6Dasarbingkairelungdantalangair(Sumber: DokumenPribadi)

MotifRelief Dewa

Berdasarkan bentuk visual dari ornamen Relief Dewa Trimurti pada Candi Srikandi yangsudahpenulispaparkan,ReliefDewaTrimurtiHindupadadindingtubuhCandiSrikandi terdiridariDewaBrahma,DewaSiwadanDewaWisnuyangmasing-masingmemilikimakna tersendiridiagamaHindu.MasyarakatyangberagamaHindumempunyaikepercayaankepada tiga Dewa Trimurti, yaitu Dewa Siwa sebagai penghancur segala keburukan yang ada atau dewa pelebur yang memiliki tugas untuk meleburkan segala sesuatu yang sudah rusak atau sudahtidaklayakberadadiduniafanaini,sehinggaDewaSiwaharusmengembalikankepada sangpenciptaatauasalnya.SelanjutnyaadalahDewaWisnusebagaisimbolpenjagaduniaatau dewa yang bergelar sebagai sthiti (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segalaciptaanyangadadibumi.SedangkanDewaBrahmasebagaidewapenciptaseluruhalam semesta (Arifin, 2015: 18).

Gambar1.7MotifReliefDewa(Sumber:DokumentasiPribadi).

MotifAntefix

Berdasarkan bentuk visual dari ornamen Antefix pada kelompok Candi Arjuna yang sudah penulis paparkan, Antefix berasal dari bahasa Latin antefix, jamanya antefixum yang memiliki arti sesuatu yang dipasang di bagian depan. Sebenarnya tidak ada makna khusus mengenai ornamen Antefix pada kelompok Candi Arjuna namun selain untuk hiasan juga berfungsi memberikan kesan pada bangunan candi ukurannya menjadi lebih tinggi dari bangunan candi pada umumnya (Halim dan Herwindo, 2017: 184).

Gambar1.8MotifAntefix(Sumber:DokumentasiPribadi).

Motif Tirai

Motif tirai pada bangunan Candi Srikandi dan Candi Puntadewa sebenarnya tidak memiliki makna khusus namun dengan adanya motif Tirai pada bangunan candi dapat diperkirakan bahwa motif ini menggambarkan suasana beberapa kebudayaan atau tradisi masyarakatpadazamandahuludimanabangunansepertipendopomaupunkeratonharusdiberi hiasan sebuah kain yang berbentuk tirai untuk memperindah bangunan tersebut (Halim dan Herwindo, 2017:184).

MotifPilaster

Berdasarkan bentuk visual dari ornamenPilaster pada Candi Puntadewa yang sudah penulis paparkan, ornamen Pilaster dapat memberi kesan struktural pada Candi Puntadewa karena bentukgarisnya yanglurusdantegasmakaakanterlihat seolahpilastermenahanberat atau menyanggah ornamen lain di atasnya.

UpayaPelestarian

Upaya pelestarian Candi Arjuna telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak lama. Candi ini telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1993. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga dan melindungi candi ini, seperti pemugaran candi secara berkala, pembangunan infrastruktur dan fasilitas wisata, serta penyuluhan kepada masyarakat tentang nilai dan pentingnyaCandi Arjuna. Berdasarkan kemampuanwarga desa, masyarakatdiberikesempatanuntukmenyampaikanmasalahdanidemerekauntukmembantu proses perencanaan berlangsung. Itu yang dimaksud dengan perencanaan partisipatif. Jika model perencanaan melibatkan semua warga mencoba melibatkan kelembagaan setempat secara nyata dalam menyusun perencanaan pembangunan, khususnya di bidang pariwisata, maka masyarakat diharapkan dapat melaksanakan, memelihara, dan menindaklanjuti hasil pembangunan ( Raharjana,2012). Candi Arjuna bukan hanya sebuah bangunan kuno, tetapi juga merupakan warisan budaya yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Candi ini menjadi bukti sejarah keberadaan agama Hindu di Jawa Tengah, dan menjadi simbol peradaban Mataram Kuno yang pernah berjaya di masa lampau. Upaya pelestarian yang dilakukan diharapkan dapat menjaga kelestarian Candi Arjuna untuk generasi mendatang, dan menjadikannya sebagai sumber pengetahuan dan inspirasi bagi masyarakat.

KESIMPULAN

Candi Arjuna merupakan candi Hindu yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan religi yang tinggi. Candi ini menjadi salah satu situs purbakala yang penting diIndonesia, dan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. Kekurangan-kekurangan relief yang menceritakan kisah-kisah dari epos Mahabharata dan Ramayana. Ornamen yang ada di kelompok Candi Arjuna memiliki arti simbolis juga.unik yang mengandung informasi yang disimpan didalam berbagai bentuk ornamen yang diamiliki. Ornamen memiliki arti simbolis di kelompok Candi Arjuna kebanyakan bersumber dari kepercayaan Hindu, ini menunjukkan bahwa ornamen-ornamen yang ada pada kelompok Candi Arjuna adalah perwujudan simbol budaya dan agama yang terhubung dengan masyarakat dan kebudayaan lokal saat itu. Candi ini memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan budaya Hindu di Indonesia. Lingkungan di dataran tinggi Dieng merupakan perwujudan konsep ruang sakral bagi pemeluk agama Hindu. Dataran tinggi Dieng sebagai bagian dari kompleks gunung api merupakan simbol dari axis mundi atau persinggungan antara dunia manusia dengan dunia yang bersifat kedewataan. Lokasinya yang tinggi merupakan representasi dari persinggungan tersebut. Kompleks candinya merupakan imago mundi atau replika pusat dunia. Oleh sebab itu, Kompleks Candi Dieng dan lingkungannya memiliki nilai sakral bagi masyarakat pada masa Hindu-Buddha Upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat menjaga kelestarian Candi Arjuna untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun