Mohon tunggu...
Ilham Amanah R.K.
Ilham Amanah R.K. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55523110011 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 12 Pemeriksaan Pajak: Aplikasi Python Programming Pada Audit Sektor Usaha Jasa Konstruksi

2 Desember 2024   17:52 Diperbarui: 2 Desember 2024   17:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

APLIKASI PEMOGRAMAN PYTHON

Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang diperkenalkan oleh Guido van Rossum pada tahun 1991. Bahasa ini dirancang untuk mempermudah pengembangan perangkat lunak dengan fokus pada keterbacaan kode. Python mendukung berbagai paradigma pemrograman, termasuk pemrograman berorientasi objek, prosedural, dan fungsional.

Keunggulan Python meliputi:

  1. Sintaks Sederhana - Memudahkan pemrograman, bahkan bagi pemula.
  2. Pustaka Lengkap - Memiliki pustaka standar yang luas, seperti NumPy, pandas, matplotlib, dan scikit-learn.
  3. Kompatibilitas Tinggi - Dapat berjalan di berbagai sistem operasi seperti Windows, macOS, dan Linux.
  4. Komunitas Aktif - Banyak sumber daya pembelajaran dan dukungan dari komunitas global.

Sejarah Penggunaan Python di Bidang Keuangan

1. Awal Mula Python dalam Keuangan (1990-an)

Python pertama kali dirilis pada tahun 1991 oleh Guido van Rossum, tetapi adopsi awalnya lebih banyak terjadi di bidang akademik dan ilmiah. Bahasa ini dirancang untuk menjadi sederhana, fleksibel, dan mudah digunakan. Dalam keuangan, adopsi Python mulai muncul di akhir 1990-an, terutama di kalangan akademisi dan peneliti yang menggunakan Python untuk analisis data dan pemodelan matematis.

Pada saat itu, sebagian besar institusi keuangan masih mengandalkan perangkat lunak komersial seperti MATLAB, SAS, atau Excel untuk analisis data dan simulasi. Python mulai menarik perhatian karena sifatnya yang open-source, fleksibel, dan dapat digunakan tanpa biaya lisensi.

2. Pertumbuhan Python dalam Analisis Data (2000-an)

Memasuki awal 2000-an, kebutuhan untuk menangani data keuangan yang semakin kompleks mulai meningkat. Python mulai mendapatkan tempat karena dirasa lebih fleksibel dibandingkan alat seperti Excel. Pengembangan pustaka seperti NumPy (2006) dan pandas (2008) menjadi tonggak penting yang mendorong penggunaan Python untuk analisis data keuangan.

Pustaka ini memudahkan analis keuangan dalam:

  • Mengolah data besar yang berasal dari laporan keuangan dan pasar saham.
  • Membuat visualisasi data interaktif.
  • Melakukan analisis statistik tanpa perlu alat tambahan.

Pada masa ini, Python juga mulai digunakan oleh startup teknologi keuangan (fintech) untuk membuat aplikasi inovatif, meskipun institusi keuangan besar masih lebih bergantung pada perangkat lunak tradisional.

3. Python untuk Keuangan Kuantitatif (2010-an)

Tahun 2010-an menjadi titik balik signifikan dalam sejarah penggunaan Python di bidang keuangan. Seiring dengan perkembangan big data dan kebutuhan akan analisis keuangan yang lebih cepat, Python mulai menggantikan bahasa pemrograman tradisional seperti R, C++, dan MATLAB dalam banyak aplikasi.

4. Python dalam Fintech dan Algoritma Perdagangan

Dengan munculnya fintech, Python menjadi salah satu alat utama untuk pengembangan aplikasi berbasis keuangan. Startup fintech menggunakan Python untuk menciptakan solusi inovatif seperti:

  • Aplikasi investasi otomatis.
  • Sistem pembayaran daring.
  • Algoritma perdagangan otomatis.

Python juga mulai digunakan oleh hedge fund dan perusahaan perdagangan untuk strategi perdagangan berbasis data real-time.

Python telah menjadi alat yang sangat diperlukan dalam berbagai aplikasi keuangan. Beberapa fungsinya meliputi:

  • Analisis Data: Python unggul dalam analisis data berkat pustaka seperti:
    • pandas: Untuk manipulasi data dan analisis berbasis tabel.
    • NumPy: Untuk perhitungan numerik.
    • matplotlib dan seaborn: Untuk visualisasi data.
  • Pemodelan Keuangan: Python sering digunakan untuk pemodelan keuangan seperti perhitungan nilai sekarang (NPV), pengembalian investasi (ROI), hingga simulasi Monte Carlo. Pustaka seperti scipy dan statsmodels sangat membantu dalam perhitungan statistik dan pemodelan probabilistik.
  • Algoritma Perdagangan (Algorithmic Trading): Python digunakan secara luas dalam pengembangan algoritma perdagangan. Dengan pustaka seperti Quantlib, Zipline, atau TA-Lib, Python memungkinkan para profesional untuk:
    • Membuat dan menguji strategi perdagangan otomatis.
    • Menganalisis data pasar secara real-time.
    • Mengelola risiko portofolio.
  • Prediksi dan Pembelajaran Mesin: Python juga populer dalam penerapan pembelajaran mesin di sektor keuangan. Model prediktif dapat digunakan untuk:
    • Memprediksi harga saham.
    • Mendeteksi aktivitas penipuan dalam transaksi keuangan.
    • Segmentasi pelanggan untuk penawaran produk keuangan.
  • Otomasi Proses Keuangan: Dengan Python, tugas-tugas rutin dalam keuangan dapat diotomasi, seperti:
    • Membuat laporan keuangan.
    • Memproses faktur dan data transaksi.
    • Menyiapkan pajak dan rekonsiliasi akun.

USAHA JASA KONSTRUKSI

Usaha Jasa Konstruksi dan Kewajiban Pajaknya

Jasa konstruksi mencakup layanan konsultasi atau kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan suatu proyek pembangunan. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan bangunan atau bentuk fisik lainnya yang penggunaannya memiliki dampak langsung terhadap kepentingan dan keselamatan masyarakat.

Penyedia layanan jasa konstruksi, yang dikenal sebagai usaha jasa konstruksi, merupakan pelaku usaha yang menyediakan layanan tersebut. Bidang ini menjadi salah satu pilihan usaha yang menarik karena peluang keuntungannya yang menjanjikan. Dalam konteks perpajakan, usaha jasa konstruksi dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Final berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Ketentuan Pajak untuk Usaha Jasa Konstruksi

PPh Pasal 4 ayat (2) adalah pajak final yang dikenakan atas penghasilan tertentu, termasuk jasa konstruksi, sewa tanah dan bangunan, pengalihan hak atas tanah dan bangunan, hadiah undian, dan lainnya. Khusus untuk jasa konstruksi, terdapat pengelompokan usaha yang dikenakan pajak berdasarkan jenis jasa yang disediakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun