Mohon tunggu...
Ilham Mustafa
Ilham Mustafa Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar biasa, yang ingin selalu belajar.

Just write...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Keadilan, No Way...

15 April 2012   11:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:35 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cari yang haram saja susah, apalagi yang halal"

Itulah pameo di tengah masyarakat sekarang. Seolah kemiskinan merongrong masyarakat. Sehingga tidak heran kita melihat, ketika ada bantuan langsung tunai, masyarakat rela menjadi MISKIN. Rela berdesak-desakan demia uang yang tak seberapa. Mungkin itulah daya, tetapi dimana letak keadilan itu?

Pemerintah oh pemerintah!

Takbanyak pujian yang datang kepada pemerintah hari ini. Banyak yang kecewa dari pada yang mengatakan puas. Baik itu dari unsur presiden, kementrian, DPR, MPR, Polisi, TNI dan banyak lagi unsur SKPD lain yang membuat masyarakat kecewa.

Pemerintah dalam hal ini presiden, malah curhat kepada masyarakat. Dimana posisi pemerintah?

Pemerintah tetap saja begitu. Dari namanya saja memah tukang perintah, tapi apa dikata yang diperintah ibarat kacung. Ia ibarat mentimun yang bungkuk, jangankan menambah, merusak malah. Ada birokrat yang kreatif, tetapi banyak yang dimutasi, di non jobkan. Jadi dimana pemerintah? dimana keadilan?

Keadilan No Way

Keadilan, adalah hal yang diharapkan oleh masyarakat. Bukan sekedar program, tetapi harus diwujudkankan dalam bentuk nyata. Tetapi nyatanya?

Coba lihat ketika mobil pejabat lewat, pakai forider yang mengganggu. Pernah suatu ketika saya pergi ke suatu tempat. Jalan dihambat, karena ada acara. Padahal gubernur dan pejabat lain belum datang. Saya dilarang lewat. Saya protes, tetapi mereka (polisi) seolah mengoroyok. yang kiri, yang kanan berbicara. Entahlah, karena saya memang butuh cepat, saya terus protes. Karena kalau saya balik lagi menghabiskan waktu lebih setengah jam, otomotis kerja saya terbengkalai. Saya berdebat terus, Polisi marah. Malah saya dikasih uang, tetapi saya tidak mau, karena saya bukan butuh itu, saya butuh keadilan.

Keadilan, tetap NO WAY, yang di atas selalu menang. Tetap saja ketika saya berdebat seperti itu, polisi bertanya "siapa dekingan?" saya sebetulnya tidak berniat adu jotos atau mengadukan siapa-siapa, tea=tapi sya kesal, karena jalan yang ditempuh 3X lipat lebih jauh. Ini sangat menjengkelkan.

Keadilan, pemerintah selalu berkicau. DPR Berguraau. Polisi antah lah yau......

Saya geram terhadap. PEME RINTAH.

Pihak Keamanan sudah disediakan. Tetapi jangankan menjadi pelindung masyarakat, malah menjadi yang ditakuti oleh masyarakat

Kenapa?

Apakah karena pencitraan?

Pencitraan memang no 1 di Republik ini.

Ketika BBM naik, masyarakat dibujuk dengan BLT.

Kenapa? masyarakat selalu dibodohi. Apakah masyarakat terlalu bodoh untuk dikubuli?

Kenapa?

Saya masih bertanya-tanya.

Sampai kapan keadilan punya jalan di negeri ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun