Mohon tunggu...
Ilham Mustafa
Ilham Mustafa Mohon Tunggu... Dosen - Seorang Pembelajar biasa, yang ingin selalu belajar.

Just write...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lulus Berkualitas 100%

22 Februari 2012   20:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:18 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

UN dan UAMBN semakin dekat. Siswa kelas tiga mulai dari SD-SMA, akan menghadapi tes terakhir di sekolah. Dengan adanya UN, sekolah biasanya memiliki strategi untuk menghadapi UN. Ada yang memfokuskan pelajaran yang akan di UN-kan pada semester akhir ini, ada yang mengasramakan. Berbgai metode dilakukan. Ada juga yang menambah dengan sekolah sore.

Semua kiat sekolah itu memang baik, dan harus di dukung bersama-sama. Ketika mengikti rapat koordinasi guru dan kepala sekolah dengan Kemenag Tanah Datar di MAN Sumpr. Saya tertarik dengan moto kemenag Tanah Datar, lulus berkualitas 100 %. Bahkan Pak Maliki, Kepala Kemenag mengatakan bahwa "untuk apa lulus 100%, tetapi tidak bisa diterima di perguruan tinggi.

Lulusan berkualitas ?

Untuk mengukur berkualitasnya seorang siswa, tidak hanya ditentukan oleh nilai semata. Bisa jadi rat-rata anak sembilan, tetapi akhlak dan moral menyimpang. Inilah yang menjadi catatan tersendiri, bagi sekolah. Belum lagi susahnya siswa untuk lulusm ditambah lagi kualitasnya.

Jadi apa sih tolak ukur lulusan berkualitas itu? Menurut saya, paling tidak ada beberapa indikasi, dikatakan lulusan berkualitas.

Pertama. Siap Guna. Arti siap guna disini, tamatan bisa mengamalkan setiap ilmu yang di dapat. Baik itu lulusan SD/SMP/SMA. Jadi lulusan yang berkualitas harus bisa dan siap menjadi abdi masyarakat dan negara.

Kedua. Diterina di setiap sekolah/universitas. Lulusan yang berkualitas ibarat singkong, dilempar kemanapun pasti tumbuh. Dimanapun siswa belajar nantinya, ia akan diterima dan menjadi unggulan di tempat dia berada. bukan hanya 'mentimun bungkuk', yang hanya pelengkap saja.

Ketiga, memiliki akhlak yang baik. Tidak berguna rasanya, kalau nilai tinggi, tetapi akhlaknya tidak baik. Nilai tinggi, tapi sering berzina. Nilai cumlaude tetapi raji narkoba. Sholat malas, apalagi membantu sesama. Inilah ironi pendidikan di negeri ini.

Semoga ke depan, semua yang ikut UN bisa lulus berkualitas 100%...

Amin..

Selamat beraktivitas...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun