Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Deep Learning vs Deep Rest: Teknik Jepang Memanfaatkan Waktu Istirahat untuk Pengembangan Diri

26 Januari 2025   07:50 Diperbarui: 26 Januari 2025   07:50 6908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep 'Ma' dalam budaya Jepang mengajarkan nilai penting dari jeda dan ruang kosong. Ini bukan tentang kekosongan yang sia-sia, melainkan ruang yang penuh potensi - seperti kanvas putih yang siap menerima masterpiece. Dalam arsitektur Jepang, 'Ma' adalah ruang antara pilar yang membuat bangunan bernapas. Dalam konteks pengembangan diri, ini adalah ruang mental yang memungkinkan ide-ide baru berkembang.

1. Teknik Mindful Rest: Lebih Dari Sekadar Meditasi

Berbeda dengan meditation biasa, mindful rest ala Jepang menggabungkan tiga elemen kunci:

  • Kesadaran aktif terhadap lingkungan: merasakan setiap detail sensori
  • Pemrosesan pengalaman secara natural: membiarkan pikiran mengorganisir informasi
  • Perencanaan intuitif tanpa tekanan: membuka ruang bagi ide-ide spontan

Toshiro Mifune, seorang eksekutif senior di Toyota, berbagi pengalamannya: "Setiap hari saya meluangkan 20 menit untuk 'berpikir tanpa berpikir'. Ide-ide terbaik saya muncul justru dalam momen ini. Ini bukan tentang memaksa kreativitas, tapi memberi ruang baginya untuk muncul secara alami."

2. Kaizen dalam Istirahat: Evolusi Personal yang Berkesinambungan

Prinsip perbaikan berkelanjutan Jepang ini bisa diterapkan dalam cara kita beristirahat, menciptakan siklus pembelajaran yang tak pernah berhenti:

Fase 1: Observasi (15 menit)

  • Mencatat level energi dan fluktuasi mood sepanjang hari
  • Mengidentifikasi pola produktivitas personal
  • Mengenali trigger stres dan momen-momen puncak kreativitas

Fase 2: Eksperimen (30 menit)

  • Mencoba berbagai teknik istirahat yang berbeda
  • Menemukan ritme personal yang optimal
  • Mengadaptasi praktik sesuai kebutuhan spesifik

Fase 3: Evaluasi (15 menit)

  • Menganalisis hasil dan dampak
  • Menyesuaikan pendekatan berdasarkan temuan
  • Merencanakan penyempurnaan untuk siklus berikutnya

Teknik "Deep Rest" untuk "Deep Learning": Metode Teruji

pexels
pexels

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun