1. Pelacakan Obat secara Real-Time
Blockchain memungkinkan setiap langkah perjalanan obat dicatat dalam buku besar digital. Ini berarti:
- Konsumen dapat memindai kode QR pada kemasan untuk melihat asal, perjalanan, dan kondisi obat.
- Perusahaan farmasi dapat mendeteksi penyimpangan atau manipulasi pada rantai pasok.
Contoh Nyata:
- Pfizer dan MediLedger: Pfizer menggunakan blockchain untuk melacak distribusi obat di AS, mengurangi kemungkinan obat palsu masuk ke pasar.
2. Pemantauan Suhu dan Penyimpanan
Obat-obatan tertentu, seperti insulin atau vaksin, memerlukan suhu penyimpanan tertentu. Blockchain dapat diintegrasikan dengan sensor IoT (Internet of Things) untuk mencatat suhu selama transportasi.
Studi Kasus:
- Modum.io: Startup ini menggunakan blockchain untuk memantau suhu pengiriman obat, memastikan bahwa vaksin tetap efektif hingga sampai ke pasien.
3. Sertifikasi Keaslian Digital
Blockchain memungkinkan produsen memberikan sertifikasi digital untuk setiap obat. Dengan teknologi ini:
- Obat diberikan kode unik yang tidak dapat dipalsukan.
- Konsumen dapat memverifikasi sertifikat keaslian langsung dari smartphone mereka.
4. Transaksi Langsung dan Penghapusan Perantara
Dengan blockchain, transaksi antara produsen dan distributor dapat dilakukan secara langsung, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
Dampak Blockchain pada Industri Farmasi dan Masa Depan