Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penyerahan Mic: Gambaran Kompetensi dan Tanggung Jawab Wakil Pemimpin?

26 Oktober 2024   05:21 Diperbarui: 26 Oktober 2024   06:49 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih jauh lagi, penyerahan mic ini bisa dilihat sebagai sinyal bahwa pemimpin tersebut tidak memiliki kontrol penuh atas situasi yang sedang dihadapi. Apakah mereka tidak siap? Atau ini hanya strategi untuk menghindari keterlibatan dalam diskusi yang mungkin mengarah pada kritik?

Keresahan Publik: Kurangnya Tanggung Jawab atau Kurangnya Kompetensi?

OpenAI's DALL-E
OpenAI's DALL-E

Bagi masyarakat, tindakan penyerahan mic ini mencerminkan lebih dari sekadar masalah teknis. Di balik tindakan ini, publik melihat sesuatu yang lebih mengkhawatirkan: apakah wakil pemimpin tersebut benar-benar mampu memimpin? Keresahan muncul dari ketidakpastian apakah pemimpin tersebut benar-benar memahami permasalahan atau hanya berusaha menghindari pertanggungjawaban atas keputusan atau kebijakan yang mereka ambil.

Sebagai bagian dari tanggung jawab seorang pemimpin, kemampuan untuk menjawab pertanyaan publik secara langsung adalah salah satu aspek terpenting dalam menjaga kepercayaan masyarakat. Kouzes & Posner (2019) menyatakan dalam studi mereka bahwa kepercayaan publik terhadap pemimpin dibangun di atas keterbukaan, kejujuran, dan tanggung jawab yang konsisten. Ketika seorang pemimpin memilih untuk menyerahkan mic dalam situasi kritis, mereka memberi kesan bahwa mereka tidak mau atau tidak mampu bertanggung jawab.

Akibatnya, hal ini menimbulkan gelombang keresahan di kalangan masyarakat. Jika pemimpin tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana di depan publik, bagaimana mereka bisa dipercaya untuk menangani isu-isu yang lebih kompleks? Inilah yang menjadi pertanyaan besar yang ada di benak masyarakat ketika mereka melihat peristiwa seperti ini.

Harapan Baru: Kepemimpinan yang Bertanggung Jawab dan Kompeten

Harapan masyarakat terhadap seorang pemimpin jelas: mereka menginginkan sosok yang tegas, mampu menjawab tantangan, dan tidak menghindari tanggung jawab. Dalam dunia yang semakin transparan dan terhubung seperti sekarang ini, publik ingin melihat pemimpin yang terbuka terhadap kritik dan berani menghadapi situasi sulit. Yukl (2020) dalam penelitiannya menyoroti pentingnya kepemimpinan yang komunikatif dan responsif. Seorang wakil pemimpin harusnya memanfaatkan momen seperti ini untuk memperlihatkan bahwa mereka memiliki kendali penuh atas situasi, bukan menyerahkan kepada orang lain untuk menjawab.

Menjadi seorang wakil pemimpin bukan berarti memiliki hak untuk "melepaskan" tugas, terutama dalam situasi yang menuntut jawaban. Mereka adalah representasi langsung dari kepemimpinan tertinggi, dan tindakan mereka akan selalu diawasi oleh masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya memiliki kompetensi yang memadai, tetapi juga tanggung jawab penuh terhadap setiap situasi.

Kepemimpinan Adalah Tentang Kompetensi dan Tanggung Jawab

Menjadi pemimpin, terutama wakil pemimpin, bukan hanya soal duduk di kursi kekuasaan. Ini tentang bagaimana seseorang menghadapi tekanan, memberikan jawaban, dan menanggung konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil. Tindakan menyerahkan mic kepada bawahan dalam wawancara publik, meskipun terlihat kecil, adalah simbol yang menunjukkan masalah yang lebih dalam: ketidakmampuan atau ketidakberanian dalam mengambil tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun