Sound Horeg, Hiburan yang Mengganggu?
Fenomena sound horeg telah menjadi bagian dari tren hiburan di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Sound horeg mengacu pada penggunaan sound system dengan volume sangat keras yang biasa digunakan dalam pawai, festival, atau acara jalanan lainnya. Dengan dominasi suara bass yang kuat dan efek tata cahaya yang memukau, fenomena ini menarik perhatian banyak orang.
Namun, di balik kepopulerannya, sound horeg menjadi masalah serius. Tidak hanya menciptakan gangguan ketenangan, tetapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. Anehnya, meski banyak keluhan dari warga, fenomena ini seolah dibiarkan tanpa pengawasan yang ketat. Mengapa tren ini masih bertahan, dan apa yang seharusnya dilakukan?
Dampak Lingkungan dan Sosial: Gangguan atau Hiburan?
Fenomena sound horeg sering kali menimbulkan polusi suara di ruang publik, terutama di daerah padat penduduk. Suara keras yang dihasilkan oleh sound horeg dapat terdengar hingga radius beberapa kilometer, menciptakan gangguan serius bagi masyarakat yang tidak terlibat dalam acara tersebut.
Gangguan Ketenangan Publik:
Kebisingan yang dihasilkan oleh sound horeg sering kali menjadi sumber keluhan dari warga yang tinggal di dekat lokasi acara. Banyak orang yang terganggu, terutama ketika acara berlangsung hingga larut malam. Bagi mereka yang memiliki bayi, orang tua, atau orang yang sakit, suara keras ini menjadi penyebab utama gangguan tidur dan stres. Hal ini dapat merusak kualitas hidup, terutama bagi mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan yang sudah bising.
Apakah Ini Sekadar Hiburan atau Ego Pribadi?
Sound horeg juga dipandang oleh sebagian orang sebagai bentuk kepuasan ego. Pengguna sound system besar ini sering kali tidak mempertimbangkan dampak dari tindakannya terhadap masyarakat sekitar. Bagi mereka, suara keras ini adalah bagian dari hiburan dan unjuk diri di hadapan publik. Dalam konteks ini, penghormatan terhadap ketenangan umum sering kali diabaikan.
Dampak Kesehatan: Bahaya Polusi Suara