Persistensi: Melangkah dengan Ketekunan
Kesuksesan tidak terjadi dalam semalam. Mereka yang konsisten dan tidak mudah menyerah memiliki peluang lebih besar untuk berhasil. Angela Duckworth, psikolog yang terkenal dengan teorinya tentang Grit (kombinasi passion dan ketekunan), menyatakan bahwa gigih dalam jangka panjang adalah prediktor utama kesuksesan.
Contoh dari tokoh seperti Elon Musk atau Steve Jobs menunjukkan bagaimana kegigihan mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Kegigihan mereka bukan sekadar upaya keras sesaat, melainkan ketekunan jangka panjang yang membuat mereka bangkit dari kegagalan dan terus berinovasi.
Persistensi bukan hanya tentang terus bekerja keras, tetapi juga tentang belajar dari kegagalan dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Karyawan yang gigih akan terus mencari solusi baru dan berkembang seiring waktu, bukannya berhenti di satu titik.
Create a Value: Pemecahan Masalah Adalah Kunci
Setelah bekerja keras dan gigih, langkah berikutnya adalah menciptakan nilai atau create a value. Di sinilah karyawan dapat menonjol dengan menjadi pemecah masalah di perusahaan. Studi dari McKinsey menemukan bahwa perusahaan lebih menghargai karyawan yang mampu memberikan solusi inovatif dan meningkatkan efisiensi bisnis dibandingkan mereka yang hanya menyelesaikan tugas rutin.
Mengapa ini penting? Di dunia kerja modern, kemampuan untuk melihat masalah sebagai peluang dan kemudian menawarkan solusi yang tepat menjadi nilai tambah yang signifikan. Ini bukan hanya tentang menunggu instruksi, tetapi juga tentang proaktif dalam menghadapi tantangan dan menciptakan dampak yang berarti di lingkungan kerja.
Contoh sederhana adalah karyawan yang berhasil menemukan cara untuk mempercepat proses kerja atau menghemat biaya operasional di departemennya. Karyawan seperti ini tidak hanya menjalankan tugas, tetapi mereka juga menciptakan nilai baru bagi perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan peluang mereka untuk promosi atau pengakuan lebih besar.
Kerja Cerdas dan Persisten untuk Hasil Lebih Baik