1. Rendahnya Kepedulian dari Level Eksekutif
Sering kali, inisiatif kesehatan mental hanya datang dari HR tanpa dukungan nyata dari manajemen puncak. Perusahaan perlu meyakinkan pemimpin bahwa kesejahteraan karyawan bukan sekadar kepentingan individu, tetapi juga investasi bagi kinerja tim jangka panjang.
2. Persepsi Salah tentang Biaya
Banyak perusahaan melihat program kesehatan mental sebagai pengeluaran tambahan. Padahal, riset menunjukkan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan untuk kesehatan mental dapat menghemat hingga 4 dolar dari biaya absen dan penurunan produktivitas.
3. Kendala Sosial Budaya
Di banyak budaya kerja, isu mental sering kali dianggap tabu. Perusahaan perlu mulai mengedukasi karyawan tentang pentingnya menjaga kesehatan mental sebagai bagian dari kesehatan holistik.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, peran manajer dan HR adalah kunci utama. Kesejahteraan mental bukan lagi tanggung jawab pribadi, melainkan agenda strategis yang harus dibangun dari budaya organisasi. Implementasi program-program kesehatan mental yang nyata akan menciptakan tim yang lebih kuat, lebih termotivasi, dan lebih produktif.
Sebagai pembaca, apakah Anda pernah merasa stres atau lelah secara mental di tempat kerja? Atau mungkin Anda seorang manajer yang bingung bagaimana cara terbaik mendukung tim Anda? Bagikan pengalaman dan pendapat Anda di kolom komentar. Mari jadikan diskusi ini langkah awal untuk menciptakan budaya kerja yang lebih sehat!
Dan jika Anda merasa topik ini relevan untuk rekan kerja atau atasan Anda, jangan ragu untuk membagikan artikel ini. Siapa tahu, langkah kecil ini bisa membawa perubahan besar di tempat kerja Anda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H