10 Tipe Pengemudi yang Bikin Pusing di Jalan Raya -- Kamu yang Mana?
Kalau sudah berbicara soal jalan raya, pasti nggak ada habisnya. Setiap hari, entah mau di kota besar atau di desa, kita selalu ketemu dengan berbagai tipe pengemudi. Ada yang bikin kita kagum, ada juga yang bikin kita garuk-garuk kepala sambil mikir, "Ini orang nyetir pakai logika atau perasaan, sih?" Dari yang hobi klakson tanpa sebab sampai yang santai kayak di pantai, semua jenis pengemudi ini seolah punya cara unik untuk "meramaikan" suasana jalan.
Di artikel ini, saya ingin mengajak kita semua buat refleksi---bukan cuma buat ketawa atau geleng-geleng kepala, tapi juga buat nyadarin: jangan-jangan, kita sendiri pernah jadi salah satu dari mereka! Yuk, kita bahas satu-satu tipe pengemudi yang paling bikin pusing di jalan raya. Kamu yang mana?
Si Tukang Klakson
Ini nih, pengemudi yang sepertinya punya klakson dengan "volume perasaan." Baru lampu hijau 0,01 detik, langsung tut tut klakson membahana. Dan bukan cuma di lampu merah---macet dikit, klakson. Ada motor nyelip, klakson. Lagi nyetir santai di jalur lurus, eh, klakson lagi. Bagi tipe ini, klakson itu kayak alat komunikasi universal yang dipakai buat menyampaikan segala rasa: kesal, marah, bahkan basa-basi.
Padahal, di buku teori mengemudi, klakson seharusnya dipakai buat memberi peringatan saat ada situasi darurat. Tapi buat Si Tukang Klakson, semua situasi kayaknya selalu "darurat."
Si Belok Tanpa Lampu Sein
Tipe pengemudi yang satu ini bisa bikin jantung orang lain berdetak lebih kencang. Kenapa? Karena setiap kali dia belok, seolah-olah itu kejutan yang disiapkan khusus buat kamu! Lagi asyik-asyik nyetir, eh, tiba-tiba dia belok kiri tanpa sein sama sekali.
Kadang bikin kita berpikir, "Lampu seinnya mati, atau orangnya yang mati rasa?" Dan sering kali, diikuti dengan tatapan tak bersalah dari kaca spion seolah-olah bilang, "Lho, emang kenapa?"
Si Santai Kayak di Pantai
Ini tipe yang bikin pengemudi lain gregetan, terutama pas lagi buru-buru. Di jalan tol, kecepatan maksimalnya cuma 20-30 km/jam. Kalau ditanya, mungkin dia bakal jawab, "Biar irit BBM!" atau "Mau nyelamatin lingkungan."
Padahal, lajur kanan itu untuk mendahului. Tapi dia tetap santai sambil menikmati pemandangan (entah apa yang dilihat). Yang lebih bikin pusing, kadang kalau diklakson, malah makin pelan!
Si Tukang Nyelip
Pernah ketemu mobil yang kelihatannya gesit banget di tengah kemacetan? Nyelip kiri-kanan, kayak balapan slalom di lintasan rally. Ini dia Si Tukang Nyelip. Buat dia, macet itu tantangan buat uji skill dan refleks. Setiap celah sekecil apa pun di jalan dianggap peluang buat nyelip.
Masalahnya, manuver dadakannya sering bikin pengemudi lain kaget. Niatnya sih biar cepat sampai, tapi faktanya? Paling cuma maju 2-3 mobil lebih cepat. Sisanya? Bikin orang di sebelah waspada setiap saat.
Si Penguasa Jalan
Tipe ini punya bakat luar biasa buat parkir di sembarang tempat. Di depan toko? Oke. Di tikungan? Nggak masalah. Di zebra cross? Boleh juga. Buat Si Penguasa Jalan, aturan parkir itu opsional. Yang penting, dia bisa parkir dengan nyaman.
Dan kalau ditegur, jawabannya sering kali, "Sebentar doang, kok!" Padahal, "sebentar" versi dia bisa jadi 30 menit lebih. Masalah kecil? Mungkin, tapi kalau lagi terburu-buru, parkir sembarangan kayak gini bisa bikin pusing.
Si Rajin Lampu Hazard
Sebagian besar orang pakai lampu hazard buat situasi darurat, kayak berhenti di bahu jalan atau ketika mobil sedang bermasalah. Tapi Si Rajin Lampu Hazard? Buat dia, lampu hazard adalah sinyal buat segala situasi: belok kanan, belok kiri, sampai hujan deras.
Kadang sampai bingung sendiri, "Ini mau belok, mau berhenti, atau lampunya lagi ngadat?" Ujung-ujungnya, kita yang ada di belakang jadi nggak tahu arah gerakannya dan malah bikin situasi tambah membingungkan.
Si Tukang Marah
Setiap ada di jalan, selalu siap dengan ekspresi kesal. Baru disalip sedikit, langsung emosi. Diklakson, ngedumel. Dilambatin sedikit, marah-marah sambil ngegas.
Kalau orang lain bikin kesalahan kecil, langsung disalip dan diberi tatapan "berapi-api" dari kaca spion. Seolah-olah dunia ini tempatnya buat "menegakkan keadilan jalanan." Ironisnya, tipe kayak gini justru sering bikin suasana jalan jadi makin tidak aman.
Si Pencari Jalan Tikus
Buat yang satu ini, Google Maps itu nggak ada apa-apanya dibanding "peta di kepala" yang dia punya. Setiap macet, selalu bisa ngasih alternatif jalan tikus. Masalahnya? Kadang jalan tikusnya berujung pada jalan buntu atau muter-muter nggak jelas.
Tapi, Si Pencari Jalan Tikus selalu yakin kalau jalur pilihannya adalah yang paling efisien. Dan kalau kita jadi navigatornya? Siap-siap aja disuruh putar balik tanpa tujuan jelas.
Si Pindah Jalur Tanpa Liat-liat
Pernah ketemu mobil yang tiba-tiba masuk ke jalur kita tanpa tengok kiri-kanan? Selamat! Kamu ketemu dengan Si Pindah Jalur Tanpa Liat-liat. Buat dia, jalur sebelah yang kosong adalah kesempatan buat pindah. Soal ada mobil lain? Itu urusan nanti.
Tipe ini bikin pengemudi di belakang jadi jago nge-rem mendadak atau pindah jalur dadakan. Dan jangan harap ada lampu sein. Buat dia, "refleks" lebih penting dari "etika."
Si Pengemudi Tangan Satu (Multitasker Ekstrim)
Tangan kiri pegang setir, tangan kanan pegang rokok atau HP, sambil sesekali ngintip kaca spion buat cek tampilan rambut. Buat Si Multitasker, menyetir bukan cuma tentang "kendali kendaraan," tapi tentang "gaya hidup."
Yang bikin ngeri, dia bisa multitasking di kecepatan tinggi. Dan kita yang ada di belakang? Hanya bisa berdoa semoga dia fokus (atau minimal nggak bikin kecelakaan).
Jadi, dari 10 tipe di atas, kamu paling kesal sama yang mana? Atau jangan-jangan, kamu termasuk salah satunya? Meskipun artikel ini dikemas dengan humor, pesan seriusnya tetap ada: jalan raya itu tempat buat kita saling menghormati dan menjaga keselamatan, bukan buat pamer skill atau kebiasaan aneh yang justru bikin orang lain susah.
Jadi, yuk lebih bijak lagi di jalan! Tulis di kolom komentar, apakah kamu punya cerita lucu atau pengalaman menarik dengan tipe-tipe pengemudi di atas?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H