Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepercayaan Terguncang! Bagaimana Video Viral Mengubah Persepsi Kita Tentang Keamanan di Sekolah

25 September 2024   07:00 Diperbarui: 25 September 2024   07:12 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E

Dampak Video Viral di Lingkungan Pendidikan: Mengguncang Kepercayaan Publik Terhadap Guru dan Sekolah

 

Kekhawatiran Masyarakat dan Latar Belakang KasusKasus video viral yang melibatkan seorang guru dan murid di Gorontalo menjadi topik yang ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak orang tua, pendidik, dan masyarakat umum merasa khawatir dengan fenomena ini, mengingat sekolah adalah tempat yang seharusnya aman bagi siswa untuk belajar dan berkembang. Namun, insiden ini mengungkap adanya kelemahan dalam pengawasan dan etika profesional di lingkungan pendidikan.

Bagi banyak orang tua, sekolah merupakan perpanjangan tangan dari rumah, di mana anak-anak dipercayakan untuk menerima pendidikan dan perlindungan. Ketika kepercayaan ini dikhianati oleh oknum di dalam institusi pendidikan, efeknya dapat sangat mendalam. Dampaknya bukan hanya dirasakan oleh mereka yang terlibat langsung, tetapi juga seluruh ekosistem pendidikan. Sebagai akibat dari viralnya video tersebut, masyarakat mulai mempertanyakan integritas profesi guru dan keamanan di sekolah.

Kasus ini menjadi sorotan karena menyangkut aspek fundamental: keamanan, etika profesional, dan pengawasan. Di era digital, di mana setiap peristiwa dapat direkam dan disebarkan dalam hitungan detik, dampak dari tindakan tidak pantas seperti ini tidak hanya merusak reputasi individu, tetapi juga memperburuk citra institusi yang seharusnya melindungi siswa.

Lemahnya Pengawasan dan Rendahnya Literasi Digital

Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
Gambar dihasilkan oleh AI melalui OpenAI's DALL-E
  • Pengawasan yang Tidak Optimal

Salah satu akar permasalahan dari insiden ini adalah lemahnya sistem pengawasan di sekolah. Meskipun ada berbagai regulasi yang bertujuan untuk melindungi siswa, implementasinya sering kali tidak maksimal. Guru, sebagai pengampu moral dan penegak disiplin di sekolah, terkadang kurang mendapat pengawasan dalam menjalankan tugasnya. Kurangnya mekanisme kontrol internal yang ketat membuat perilaku tidak pantas sulit dideteksi sejak dini. Kondisi ini dapat menciptakan celah bagi terjadinya pelanggaran etika dan bahkan tindakan kriminal.

Menurut sebuah penelitian di jurnal Educational Administration Quarterly, pengawasan yang efektif harus melibatkan seluruh ekosistem pendidikan, termasuk kepala sekolah, pengawas, serta kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat. Namun, jika semua pihak tidak aktif menjalankan peran ini, maka pengawasan akan menjadi tidak efektif, seperti yang terlihat dalam kasus di Gorontalo.

  • Literasi Digital yang Rendah

Di sisi lain, fenomena video viral ini juga menyoroti pentingnya literasi digital di kalangan pendidik dan siswa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tidak hanya bertugas mengajarkan materi akademis, tetapi juga harus membekali siswa dan guru dengan kemampuan menggunakan teknologi secara bijak. Rendahnya pemahaman akan etika penggunaan teknologi dapat mengakibatkan penyalahgunaan alat-alat digital, seperti perekaman atau penyebaran konten yang tidak sesuai.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Digital Literacy in Education menyebutkan bahwa literasi digital sangat penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman di era modern. Ketika sekolah tidak secara proaktif memberikan pendidikan literasi digital, siswa dan bahkan pendidik dapat terjebak dalam tindakan yang merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun