Ketika pemilih lebih tertarik pada penampilan atau kepribadian seorang kandidat daripada gagasan kebijakan mereka, pemimpin yang dipilih sering kali tidak memiliki kemampuan atau integritas yang dibutuhkan untuk mengelola negara secara efektif.
Ini berdampak pada kualitas pemerintahan dan kebijakan yang dihasilkan, di mana reformasi substantif terpinggirkan oleh keputusan populis yang hanya bertujuan menjaga elektabilitas.
Menurut penelitian dalam jurnal Electoral Studies (2021), kampanye politik berbasis pencitraan cenderung mengurangi fokus pada isu-isu penting seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan .
Pendidikan Pemilih adalah Kunci
Salah satu solusi yang paling realistis dan efektif untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan pendidikan politik masyarakat.
Jadi dengan memahami proses politik, pentingnya adu gagasan, serta bagaimana kebijakan dapat mempengaruhi kehidupan mereka, pemilih dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan tidak hanya terfokus pada citra seorang kandidat.
Peran Media dan Lembaga Swadaya Masyarakat
Media dan LSM memiliki peran besar dalam membantu meningkatkan kesadaran politik masyarakat.
Kampanye informasi yang lebih mendalam dan edukatif, serta promosi debat publik yang membahas isu-isu kebijakan dengan serius, dapat mendorong pemilih untuk lebih mempertimbangkan kompetensi daripada sekadar penampilan.
Menurut International Journal of Press/Politics (2020), edukasi politik yang baik dapat meningkatkan kualitas demokrasi dan memperbaiki hubungan antara pemilih dan pemimpin .
Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas
Politisi harus lebih terbuka terhadap diskusi gagasan dan bersedia mempertanggungjawabkan tindakan mereka.