Selain menguji coba alat tersebut langsung ke masyarakat, penulis melakukan sebuah kelas pelatihan kecil untuk membuat alat pengukur suhu tersebut. Kelas pelatihan ini diikuti oleh beberapa remaja desa, sehingga pemahaman alat ini akan dapat ditularkan bahkan dapat dimodifikasi serta disempurnakan lagi.Â
Kegiatan kelas pelatihan ini dilakukan selama 3 hari yang digunakan untuk memperkenalkan komponen-komponennya, memahami pemrograman serta merangkai alatnya. Para peserta dapat menambah kinerja dari alat pengukur suhu tubuh ini dengan lampu indikator maupun penimbul suara peringatan atau bel listrik.
Beberapa komentar dari masyarakat tentang hasil dari kegiatan KKN penulis cukup membuat penulis bangga dan senang. Pasalnya terdapat beberapa pengunjung pasar yang berkata jika alat pengukur suhu tubuh ini mirip yang mereka temukan di pusat perbelanjaan di kota, yang juga mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu mengukur suhu tubuh dengan cara tidak menyentuh tubuh dan otomatis bekerja sendiri. Terdapat juga beberapa pengunjung pasar yang memberikan saran bagaimana agar alat dapat lebih berguna bagi mereka.
Akhir kata, ucapan banyak terima kasih ditujukan kepada Kepala Desa Sukorejo serta seluruh jajarannya, yang telah mengizinkan penulis untuk menuangkan ilmunya ke dalam kegiatan KKN BTV 3 UNEJ di desa Sukorejo. Bantuan serta saran yang sangat membangun juga penulis dapatkan dari rekan yang juga melaksanakan kegiatan KKN BTV 3 UNEJ di Desa Sukorejo, sehingga kegiatan KKN ini menjadi berwarna dan berkesan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan atas bimbingan dari dosen pembimbing, Bapak Edy Hariyadi, S.S, M.Si, sehingga kegiatan KKN ini berjalan lancar hingga waktu penarikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H