Kabupaten Malang -- Pada tanggal 22 Januari 2024, sejumlah mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM). Lokasi pengabdian berada di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawat Timur. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kegiatan pengabdian yang dilakukan berada dibawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DPPM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Sejumlah mahasiswa yang melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) tersebut merupakan mahasiswa PMM kelompok 10 gelombang 3 dibawah bimbingan Ririn Harini, S.Kep., Ns., M.Kep dengan beranggotakan lima orang yakni Muhammad Ilham Alfirdaus, Ilham Agustiansyah, Hafidz Muhammad Albana, Salwa Salzabilla Azzahra, dan Elva Zahrotul Mufidah. Kelima mahasiswa tersebut berasal dari Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
      Salah satu penyebab menurun-nya kualitas belajar siswa adalah kurangnya motivasi dan semangat belajar dalam diri mereka. Sebenarnya hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, namun yang paling umum adalah kurangnya keterampilan guru dalam mengelola suasana di dalam kelas. Suasana kelas yang cenderung pasif dapat membuat siswa merasa malas, dan hal itu akan berujung pada rendahnya semangat dan motivasi belajar pada diri mereka. Penyampaian materi pembelajaran yang terkesan monoton juga dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya permasalahan tersebut. Berangkat dari sini, sudah sepantasnya inovasi baru dalam belajar perlu untuk diciptakan.
      Melihat fenomena yang terjadi, mahasiswa PMM kelompok 10 gelombang 3 berinisiatif untuk membuat satu inovasi baru, yakni rumah intelektual. Rumah intelektual merupakan salah satu program kerja dari PMM kelompok 10 yang berfokus pada bidang pengembangan pendidikan. Rencananya program ini akan direalisasikan di Aula Kantor Desa Bayem. Sehingga siapapun dapat berkunjung di tempat ini mulai dari siswa SD, SMA, bahkan masyarakat umum sekalipun serta dibuka mulai pukul 16.00 hingga 21.00.
Muhammad Ilham Alfirdaus selaku koordinator kelompok mengatakan "Kami rasa program pembentukan rumah intelektual ini dapat menjadi kunci atas rendahnya motivasi belajar yang saat ini kerap terjadi pada diri siswa. Rumah intelektual nantinya akan kami desain se-menyenangkan mungkin untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa dapat tumbuh Kembali dengan mengunjungi tempat ini". Dengan demikian anak-anak yang berkunjung di rumah intelektual dapat mengekspresikan kemauan mereka dalam satu tempat dengan menyenangkan.
Dalam rumah intelektual nanti, anak-anak tidak hanya dapat belajar, namun juga akan dibantu dalam mengerjakan tugas sekolah mereka. Anak-anak seringkali menghadapi tantangan dalam menyelesaikan tugas sekolah karena berbagai alasan, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga kurangnya bimbingan. Melihat hal ini, PMM kelompok 10 mengambil inisiatif untuk membantu anak-anak dengan memberikan bimbingan dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Tidak hanya membantu dalam pemahaman materi pelajaran, tetapi juga memberikan motivasi dan dukungan kepada anak-anak agar lebih percaya diri dalam belajar. Selain itu, PMM kelompok 10 juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif, sehingga anak-anak merasa lebih antusias dan bersemangat untuk belajar.
Tak berhenti sampai disitu, anak-anak juga diberikan pelatihan komputer untuk melatih keterampilan mereka di era digital ini. Sadar akan pentingnya pemahaman teknologi dalam era modern, PMM kelompok 10 mengambil inisiatif untuk membantu anak-anak supaya dapat menguasai keterampilan komputer dasar. Dengan menyediakan fasilitas berupa laptop dan perangkat lunak pendukung, mereka memberikan pelatihan yang terstruktur dan berorientasi pada praktik langsung kepada anak-anak. Selain mengajarkan dasar-dasar penggunaan komputer seperti pengoperasian sistem dan aplikasi, PMM kelompok 10 juga membimbing anak-anak dalam menggunakan internet secara aman dan produktif. Selama pelatihan berlangsung, tercipta suasana belajar yang santai dan mendukung, di mana anak-anak merasa nyaman untuk bertanya dan bereksperimen.
Dalam rumah intelektual, anak-anak juga dapat membaca dan mengakses sumber bacaan secara digital. Disana telah disediakan lebih dari 100 bacaan digital yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Mereka juga dapat bermain bersama teman-teman yang lain dengan catatan kegiatan bermain hanya boleh dilakukan ketika belajar dan tugas yang dikerjakan telah selesai. Sehingga ruangan tersebut tetap terjaga secara kondusif. Anak-anak yang datang juga dapat menonton video melalui perangkat yang telah kami sediakan. Meskipun dibebaskan dalam melakukan semua hal, akan tetapi mereka sepenuhnya berapa dalam pengawasan dan kontrol PMM kelompok 10. Hal ini dilakukan supaya mereka tidak melakukan perbuatan atau tindakan yang berada diluar batas.
Hasil akhir yang didapatkan dari realisasi program ini adalah hasil yang positif, yakni terciptanya satu fasilitas belajar baru bagi anak-anak di Desa Bayem dan sekitarnya. Sekaligus sebagai inovasi baru dalam dunia pembelajaran. Melalui program ini, anak-anak dapat belajar dengan semangat karena didukung dengan suasana yang asyik dan menyenangkan. Anak-anak bebas mengekspresikan hal yang ada dalam diri mereka pada rumah intelektual ini. Termasuk hal yang tidak didapatkanh di sekolah, bisa mereka dapatkan disini. Pelaksanaan program ini akhirnya berjalan dengan sukses, dengan dukungan penuh dari masyarakat sekitar dan kerjasama yang kompak antar anggota PMM kelompok 10.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H