Mohon tunggu...
Ilham Adli
Ilham Adli Mohon Tunggu... Mahasiswa - kaum proletariat

Jika Rene Descartes mengatakan cogito ergo sum yang artinya aku berfikir maka aku ada, maka aku mengatakan aku menulis maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masbro (Majlis Solawat Burdah dan Rotib): Sebuah Kiprah Keagamaan Berbasis Masyarakat

26 November 2024   19:43 Diperbarui: 26 November 2024   20:06 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: media majlis masbro

Masbro, singkatan dari Majelis Sholawat Burdah dan Rotib, merupakan sebuah komunitas keagamaan yang hadir di tengah masyarakat dengan fokus utama pada dakwah dan penguatan spiritual melalui lantunan sholawat dan pembacaan rotib. Majelis ini didirikan dengan tujuan menciptakan ruang kebersamaan untuk mempererat hubungan spiritual, sosial, serta menanamkan nilai-nilai keislaman di tengah kehidupan masyarakat.

Nama "Masbro" sendiri memiliki latar belakang unik yang erat kaitannya dengan perjalanan spiritual pendirinya, Farizaturrohim, atau yang akrab disapa Kang Faris. Kehadiran Masbro bermula dari interaksi intensif Kang Faris dengan seorang ulama terkemuka, Kyai Wasil Hifdzi bin KH. Hasan Abdillah Glenmore. Dalam interaksi tersebut, Kyai Wasil memberikan kepercayaan sekaligus mandat kepada Kang Faris untuk mendirikan sebuah majelis yang dapat menjadi sarana dakwah, pengajian, dan pembinaan keagamaan berbasis sholawat dan rotib.

Kang Faris menerima amanah ini dengan semangat dan komitmen besar. Atas dorongan tersebut, Majelis Masbro pun lahir sebagai wadah kebersamaan yang tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi juga sebagai ruang bagi masyarakat untuk meningkatkan ketakwaan dan kecintaan kepada Allah SWT serta Rasulullah SAW melalui pembacaan Burdah dan Rotibul Haddad.

sumber: Media majlis Masbro
sumber: Media majlis Masbro

Kang Faris menjadikan ayat Al-Qur'an dari Surah Ali Imran ayat 104 sebagai landasan kuat dalam menjalankan dakwahnya dan sebagai pegangan kokoh dalam mendirikan Masbro. Ayat tersebut berbunyi:  

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan. (QS Ali Imran: 104)

Ayat ini menjadi inspirasi mendalam bagi Kang Faris untuk mengambil peran aktif dalam menyeru kebaikan, mengajarkan nilai-nilai Islam, dan membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih religius. Dengan kesadaran akan pentingnya dakwah sebagai bentuk tanggung jawab moral dan spiritual, Kang Faris bertekad mengamalkan pesan ayat tersebut melalui tindakan nyata di tengah masyarakat.

Majelis Masbro resmi didirikan pada tanggal 10 Januari 2021, sebagai wujud nyata dari komitmen Kang Faris untuk menghadirkan ruang dakwah yang bermanfaat bagi masyarakat. Pada masa-masa awal berdirinya, keanggotaan Masbro masih sangat sederhana, dengan jumlah peserta yang hadir berkisar antara 7 hingga 15 orang. Mereka adalah para pendukung awal yang rutin mengikuti kegiatan pembacaan sholawat yang digelar setiap Kamis malam Jumat.

Meskipun dimulai dengan jumlah yang kecil, semangat dan konsistensi para anggota awal ini menjadi pondasi kokoh bagi perkembangan Masbro. Mereka dengan penuh kesungguhan menghidupkan tradisi pembacaan Burdah dan Rotibul Haddad, menjadikannya sebagai ajang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mempererat ukhuwah Islamiyah. Dalam suasana yang hangat dan penuh kekhusyukan, kegiatan rutin ini terus berjalan, menciptakan atmosfer spiritual yang mendalam di tengah-tengah masyarakat.

Kang Faris tidak pernah menganggap jumlah awal peserta sebagai sebuah keterbatasan. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai peluang untuk terus berjuang, menyebarkan manfaat, dan menjadikan Masbro sebagai wadah dakwah yang lebih besar dan luas. Dengan semangat istiqamah, ia terus menggencarkan ajakan kepada masyarakat sekitar untuk bergabung dan merasakan manfaat dari kegiatan yang diselenggarakan oleh Masbro.

sumber: media majlis Masbro
sumber: media majlis Masbro

Kegelisahan Kang Faris bermula dari kondisi masyarakat Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, yang mayoritas penduduknya memiliki semangat keislaman yang baik, tetapi masih membutuhkan tambahan wawasan keagamaan yang lebih mendalam. Ia merasa bahwa peningkatan pemahaman agama di kalangan masyarakat menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak. Rasa tanggung jawab inilah yang mendorongnya untuk mendirikan Masbro sebagai wadah sekaligus sarana pembelajaran keagamaan bagi masyarakat setempat.

Masbro bukan hanya sekadar tempat berkumpul untuk membaca sholawat dan rotib, tetapi juga dirancang sebagai forum edukasi keagamaan yang dapat memperkuat akidah, menanamkan akhlak mulia, dan memperluas wawasan spiritual masyarakat. Melalui kegiatan rutin seperti pengajian, pembacaan Burdah, dan Rotibul Haddad, Kang Faris berharap masyarakat Desa Karangharjo tidak hanya semakin memahami ajaran Islam secara mendalam, tetapi juga mampu mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perjalanannya, Masbro menjadi simbol dakwah berbasis komunitas yang tidak hanya mengedepankan pembacaan dzikir dan sholawat, tetapi juga menekankan pentingnya pembinaan spiritual, sosial, dan intelektual. Kang Faris percaya bahwa melalui pendekatan yang inklusif dan penuh kasih, masyarakat dapat lebih mudah menerima dakwah dan termotivasi untuk memperbaiki kualitas hidup mereka sesuai dengan tuntunan agama. 

Pesatnya simpati masyarakat terhadap dakwah Kang Faris melalui wadah Masbro mencerminkan keberhasilan pendekatan dakwah yang dilakukannya. Dengan gaya yang sederhana, penuh kelembutan, dan menjangkau berbagai kalangan, Masbro telah berhasil menciptakan hubungan yang erat dengan masyarakat. Pendekatan dakwah Kang Faris yang tidak menggurui tetapi penuh hikmah menjadikan Masbro tidak hanya diterima di Desa Karangharjo, tetapi juga semakin dikenal luas di berbagai desa di Kecamatan Glenmore.

Masbro menjadi oase spiritual yang menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Dari kegiatan rutin seperti pembacaan Burdah, Rotibul Haddad, hingga pengajian tematik yang membahas isu-isu keislaman secara mendalam, masyarakat merasa bahwa Masbro tidak hanya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga menjadi tempat yang nyaman untuk mencari ilmu dan mempererat silaturahmi.

Seiring waktu, pengaruh Masbro melampaui batas wilayah Desa Karangharjo. Kini hampir seluruh desa di Kecamatan Glenmore mengenal dan merasa cocok dengan pendekatan dakwah yang ditawarkan oleh Masbro. Bahkan, gaungnya telah sampai ke kecamatan-kecamatan tetangga seperti Kalibaru dan Genteng, di mana banyak masyarakat di wilayah tersebut juga tertarik mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Masbro.

Kesuksesan Masbro dalam menjangkau masyarakat yang lebih luas tidak lepas dari kepekaan Kang Faris terhadap kebutuhan umat. Dengan memahami kondisi sosial dan keagamaan masyarakat, ia mampu menghadirkan dakwah yang relevan, mudah dipahami, dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun