Mohon tunggu...
Ilham Marasabessy
Ilham Marasabessy Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen/Peneliti

Belajar dari fenomena alam, membawa kita lebih dewasa memahami pencipta dan ciptaannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Manyaifun" Kampung Eksotik di Hamparan Ribuan Pulau Kecil Raja Ampat

13 April 2023   22:57 Diperbarui: 13 April 2023   23:00 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"MANYAIFUN" Kampung Eksotik di Hamparan Ribuan Pulau Kecil Raja Ampat

(By: Ilham Marasabessy/Dosen MSDP Perikanan UM Sorong)

 

Bukan rahasia umum lagi bahwa wilayah Timur Indonesia adalah kawasan potensial yang menyimpan sumberdaya alam melimpah di permukaan daratan, perairan, perut bumi hingga dasar lautan, juga potensi budaya dan kearifan lokal masyarakat yang endemic mampu memikat simpati dan rasa penasaran bagi siapa saja yang mempelajarinya, atau bahkan sekedar mendengarkan cerita berangkai dalam komunitas gaulnya saat duduk di kantin, caf, resto, rumah, sekolah, kampus, kantor atau bahkan saat santai berjalan kaki bersama. 

Tidak mengherankan, hal ini berpeluang terjadi selain karena letak geografis wilayah yang eksotik juga melekatnya budaya masyarakat timur yang masih peka terhadap hal yang tabu, menyebabkan mereka lebih cenderung diam dan tertutup dari berbagai bentuk exploitasi oleh masyarakat luar. 

Salah satu wilayah dengan potensi exoticness endemic itu ialah Raja Ampat. Sebagai Kabupaten dengan jumlah pulau terbanyak di Indonesia sebanyak 2.881 pulau (lintasbumi.com), dan jika merujuk pada data publikasi BPS Raja Ampat 2022, yang mengklaim ada sebanyak 1.323 pulau. 

Namun apapun sumber rujukan terkait jumlah pulau di Raja Ampat dapatlah dipastikan bahwa wilayah ini tetap merupakan Kabupaten dengan jumlah pulau terbanyak di Indonesia. 

Umumnya masyarakat/penduduk yang mendiami wilayah di Raja Ampat memiliki pertalian darah yang kuat, sebagian terukir dalam sejarah cerita leluhur secara turun temurun yang ditandai dengan berkembangnya cerita rakyat (mitos dan sejenisnya) dalam masyarakat lokal dan sebagian lagi mengalami metamorphosis akibat distorsi cerita yang hilang dari masa ke masa. 

Namun yang pasti bahwa kekerabatan masyarakat Raja Ampat menjadi kohesi positif untuk menumbuhkan rasa solidaritas dan persaudaraan yang tinggi antar sesama suku, ras dan agama, kemudian menyatu dalam kelembagaan masyarakat lokal Papua Barat Daya.

Harus diakui bahwa Raja Ampat mendunia dan sangat dikenal melalui pariwisata bahari, menurut data jumlah kunjungan wisatawan ke Raja Ampat selama tahun 2022, menembus angka 5.725 jiwa dan 86,86% didominasi oleh wisatawan mancanegara (Dinas Pariwisata Raja Ampat, 2022) dan diprediksi mengalami lonjakan kunjungan wisatawan pada tahun 2023. 

Pariwisata bahari  dan perairan di Raja Ampat dalam 1 dekade terakhir pasca Covid-19 mengalami metamorfosis, beberapa spot wisata muncul dan viral seperti; kali biru teluk mayalibit, desa wisata Sepele, Sauwandarek, Yenbuba juga Sawinggrai, dan uniknya semua kawasan ini merupakan gugusan pulau kecil. Namun jika kita amati secara detail maka sejatinya potensi destinasi wisata Raja Ampat menyebar hampir diseluruh gugus kepulauannya. Hal ini wajar terjadi kerena secara umum wilayah Raja Ampat memiliki Daya Tarik Wisata yang membedakan setiap wilayahnya bahkan dalam satu kawasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun