Ponorogo - Nasi tak dingin, pinggan tak retak. Ungkapan ini cocok untuk Dhimas Muhammad Ramadhan seorang mahasiswa Universitas IAIN Ponorogo yang menjadi wirausahawan (entrepreneur) di usianya yang masih muda.
Dia mengembangkan usaha sejak beberapa tahun terakhir dan usaha itu sukses mendatangkan omzet jutaan rupiah perbulan. “Usaha ini bergerak di bidang Event organizer serta berbagai bidang lainnya yaitu Film maker, Professional Videography dan Photograph.”ucapnya saat saya temui di rumahnya, Selasa (14/12).
Menurutnya, Dhimas memulai bisnis ini karena dia sangat suka belajar tentang bisnis memfoto dan video , mencoba banyak hal tentang dunia fotografi dan videografi, “Memfoto dan Membuat Video itu adalah hobi saya, awalnya saat saya di rumah saya memulai karir saya di Youtube” Ujar Dhimas.
Lalu tak berselang lama setelah melihat potensinya dalam hal editing foto dan video akhirnya dhimas mencoba untuk membuka usaha foto dan video nya dengan menjadi pembuat video drama/film dari tugas-tugas sekolah serta menjepret foto dengan bayaran puluhan ribu disetiap foto atau videonya.
Kemudian, dia mulai mengunggah hasil foto dan videonya di sosial media Instagram dan Youtube pribadinya. Tak beberapa lama ia dihubungi oleh seorang temannya yang juga berasal dari Ponorogo jika ada beberapa tawaran yang langsung dimanfaatkan dhimas. “Setelah mendapat banyak tawaran pekerjaan dalam memfoto di acara pernikahan,ulang tahun,dsb Usaha saya menjadi semakin sukses,” imbuhnya.
“Saya mendapatkan ide untuk mendirikan studio saya sendiri di rumah pada tahun 2020 dari modal yang saya dapatkan ketika mendapat pesanan di beberapa tahun belakang namun usaha sempat terhenti karena pandemi covid-19,” katanya.
Menurutnya, saat awal pandemi semua kegiatan usahanya terhenti. Semua pelanggan studionya yang tersebar di wilayah ponorogo menghentikan pemesanan. Saat situasi nihil pesanan itu, Dhimas mulai merombak seluruh interior rumahnya dan mengubanya menjadi studio foto yang sangat elegan dilengkapi dengan lighting lengkap dan aksesorisnya.
Lalu, tak berselang lama studio nya dibanjiri pemesanan khususnya untuk kaum muda dan pasangan yang akan malksankan pernikahan, “Saya mendesain studio ini dengan menyesuaikan unsur estetik karena itulah hal yang diminati oleh kaum muda seperti kita dan juga target pasar saya tertuju kepada kaum muda.”ucapnya.
Menurutnya, Harga sewa studionya 125 ribu hingga 150 per jamnya dengan unlimited jepretan foto serta terdapat bonus 5 foto yang dapat diedit. Jika pelanggan ingin menambah foto yang ingin diedit maka pelanggan akan merogoh kocek 20 ribu di setiap fotonya. “Biasanya untuk pesanan pembuatan video pemasaran yang dibuat di studio harganya 300 ribu” imbuhnya. Adapun pemesanan diluar studio seperti di acara pernikahan, lomba, event tertentu dsb, Dhimasa mematok jasanya disekitaraan 2 juta hingga 4 juta rupiah.
Ia menegasakan, untuk omset per bulan, usahanya sekitar Rp 7 juta sampai Rp 9 per bulannya. “Kalau omsetnya sekitar Rp7 juta hingga Rp9 juta dan asisten yang bekerja dengan saya ada 2 orang, itu tetangga semua,” jelasnya.
Seperti yang diketahui pandemi sudah berjalan 1 tahun lamanya Dengan terus produktif pastinya akan berdapat ke hal yang positif kelak. Terus berjuang dan tidak berhenti sampai disini,. “Saya sangat bersyukur mempunyai sebuah kesempatan untuk menciptakan kegiatan produktif seperti ini. Alhamdulillah usaha ini masih bisa berjalan dengan lancar.” pungkas Dhimas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H