Mohon tunggu...
Ilham Mardiantoro
Ilham Mardiantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - IG : ilham_mardiantoro

Mahasiswa Administrasi Publik, Fisip, Universitas Sriwijaya.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Atlet PON Sumsel Galang Dana, Antara Malu dan Pilu?

15 Agustus 2021   09:35 Diperbarui: 15 Agustus 2021   10:01 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Penulis Opini : Ilham Mardiantoro

 

Oleh : Ilham Mardiantoro

Sekretaris Umum GMRP

PON (Pekan Olahraga Nasional) merupakan event besar olahraga tingkat nasional yang diadakan setiap empat tahun sekali dan diselenggarakan oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Event olahraga ini sendiri di ikuti oleh seluruh provinsi di indonesia dari sabang sampai merauke.

Saat ini PON akan diadakan di Provinsi Papua kota Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai tuan rumah. Perhelatan olahraga terbesar di Indonesia tersebut akan menjadi PON yang ke XX. Pada Event olahraga PON ini sendiri terdapat 37 cabang olahraga yang akan di lombakan. 37 cabang olahraga tersebut diantaranya :

Aerosport, Akuatik, Anggar, Angkat Berat, Atletik, Baseball, Bermotor, Billiard, Bola Basket, Bola Tangan, Bola Voli, Bulutangkis, Catur, Cricket, Dayung, Gulat, Hockey, Judo, Karate, Kempo, Layar, Menembak, Muaythai, Panahan, Panjat Tebing, Pencak Silat, Rugby, Selam, Senam, Sepak Bola, Sepak Takraw, Sepatu Roda, Taekwondo, Tarung Drajat, Tenis, Tinju, dan Wushu. 

Biasanya sebelum perhelatan olahraga terbesar di indonesia ini dimulai, para atlet dari berbagai provinsi melakukan persiapan latihan di daerahnya masing-masing, program tersebut disebut Pelatda (Pelatihan Daerah). Latihan persiapan (pelatda) untuk mengikuti ajang lomba tersebut semuanya ditanggung oleh daerah masing-masing seperti biaya pembinaan atlet, operasional. Konsumsi, dan alat pertandingan PON pada bidang olahraga masing-masing.

Di sumsel sendiri, puluhan orang gabungan dari para atlet dan pelatih atlet PON yang dipersiapkan untuk mewakili sumatera selatan pada PON XX di papua tiba-tiba membuat heboh masyarakat atas gerakan yang dilakukan oleh para atlet dan pelatih.

Kehebohan tersebut dikarenakan para atlet dan pelatih PON sumsel melakukan aksi penggalangan dana di wilayah lampu merah kantor DPRD Provinsi Sumatera Selatan terkait pengadaan alat pertandingan ketika PON. Hal itu dikarenakan bentuk kekhawatiran para atlet atas pengadaan alat pertandingan yang masih belum terealisasikan oleh pihak KONI.

Aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh puluhan atlet PON sumsel di lampu merah DPRD Provinsi. Sumber : detik.com
Aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh puluhan atlet PON sumsel di lampu merah DPRD Provinsi. Sumber : detik.com

Tentu bila ditarik pada pertanyaan, apakah gerakan oleh para atlet ini memalukan Sumatera Selatan ?, sepertinya harus ditelisik lebih dalam mengenai hakikat sebenarnya siapa yang membuat malu sumatera selatan.

Bila ditelisik dalam sudut pandang gerakan bahwa memang aksi turun ke lapangan merupakan jalan terakhir perjuangan. Dan artinya tentu para atlet telah melewatkan proses perjuangan sebelum melakukan aksi penggalangan dana terkait pengadaan alat pertandingan. Dan hal itu memang benar bahwa atlet PON telah melakukan komunikasi dengan pihak KONI bahkan pembahasan perihal pengadaan alat pertandingan ini telah jauh hari disampaikan kepada Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.

Dikutip pada kanal berita Detik Sport, Ruli Mauliadhani pelatih Anggar Sumsel mengatakan telah membahas perihal alat pertandingan tersebut pada pihak KONI dan Gubernur Sumatera Selatan. namun hingga kini belum ada kepastian dan membuat resah para atlet.

Melihat proses perjuangan hak para atlet PON sumsel tersebut, tentu menjadi hal wajar para atlet dan pelatih khawatir dan resah turun ke jalan melakukan penggalangan dana. Disisi lain para atlet fokus untuk persiapan pertandingan agar meraih kemenangan, namun disisi lain juga para atlet disuguhkan dengan ketidakpastian perihal alat pertandingan.

Seandainya bila pengadaan alat pertandingan tersebut cepat di realisasikan, tentu aksi turun ke jalan oleh para atlet tidak akan terjadi. Sungguh peristiwa ini menjadi catatan pilu atas kinerja para pihak terkait baik KONI dan Gubernur.

Melihat polemik ini, seharusnya KONI dan Gubernur Sumatera Selatan serius mendukung para atlet dalam persiapan PON XX di Papua. Keseriusan tersebut dapat ditunjukan dari respon KONI dan Gubernur  atas permasalahan lambatnya pengadaan alat pertandingan. Respon yang dilakukan bukan respon yang menjatuhkan atlet tertentu, bukan respon mensentimenkan aksi penggalangan dana sarat akan politik. Namun, yang dibutuhkan oleh para atlet dan pelatih pada kondisi saat ini yaitu respon baik dari yang terkait. Respon baik tersebut dapat ditunjukan dengan percepatan kinerja atas realisasi pengadaan alat pertandingan dan mengindahkan seluruh keluhan-keluhan yang menimpa para atlet dan pelatih terkait persiapan PON XX.

Saat ini, melihat kondisi atlet yang mengalami masalah tentu berdampak terhadap psikis dan fisik para atlet. Maka dalam proses persiapan PON XX, saatnya atlet perlu motivasi dan dukungan dari pemerintah. Sudahi sentimen negatif yang dapat lebih memperburuk psikis para atlet dan merugikan proses persiapan atlet sumsel pada PON XX mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun