Jamie Vardy lagi-lagi menjadi bahan perbincangan publik di kancah sepak bola, setelah berhasil mempromosikan klub yang ia bela Leicester City F.C. dari EFL Championship ke Premier League. (30/4/2024) Leicester City F.C. berhasil menumbangkan Preston North End di kandangnya yang berakhir 0-3. Vardy menyumbangkan golnya sebanyak 2 kali di menit 36' dan 52' setelah 1 gol lainnya disumbangkan oleh kawannya yang bernama Kasey McAteer di menit ke 67'.
Jamie Vardy layaknya "Francesco Totti" dari Inggris
Jamie Vardy seorang berkebangsaan Inggris yang lahir di Sheffield pada 11 januari 1987. Vardy sebelum menjadi pesepak bola profesional, hidupnya tidak semulus seperti pemain-pemain sepak bola lainnya. Vardy lahir di keluarga yang sangat mengenaskan, bapaknya meninggalkan ibunya dan dirinya di kota tersebut sejak masih bayi. Bapaknya bernama Richard Gill dan ibunya bernama Lisa Crewes berakhir berpisah, dan waktu demi waktu telah dilalui, Lisa sang ibu dari Vardy mencoba peruntungan di kehidupan yang baru dengan meninggalkan status jandanya dengan menerima pinangan dari seorang pria bernama Phil Vardy. Sejak saat itu nama Vardy mulai disematkan dibelakang nama Jamie.
Vardy yang dibesarkan oleh keluarga yang bercukupan, bapak tirinya seorang pekerja mesin derek dan ibunya seorang pengacara, disitulah Vardy mulai menekuni impian masa kecilnya yang sempat tersendat sebagai pesepak bola profesional. Klub pertama yang Vardy ingin labuhkan yakni Sheffield Wednesday, tetapi klub itu enggan untuk menerima Vardy disebabkan badannya yang kurus dan tinggi badannya yang kecil. Setelah ditolak mentah-mentah oleh Sheffield Wednesday, Vardy mulai rapuh dan mengurungkan niatnya sebagai pemain sepak bola profesional. Vardy sempat kepikiran ingin menjadi tentara dan sempat mendaftarkan dirinya untuk bergabung dengan angkatan bersenjata Inggris, tetapi niat asah untuk menjadi pesepak bola masih ada dalam benaknya dan ia mulai mencabut pendaftaran sebagai angkatan bersenjata Inggris.
Pada tahun 2003, Vardy mulai masuk klub amatir Inggirs dari Stockbridge Park Steels. Namun langkahnya tidaklah mudah untuk masuk tim utama. Vardy kala itu harus mencari pemasukan lebih untuk kehidupannya, profesi buruh pabrik karbon fiber mulai ia jalani. Vardy yang kala itu masih terikat kontrak dengan klub Stockbridge Park Steels, hinga bisa menembus tim utama pada 2007. Vardy tetap menekuni profesi sampingannya yang ia pilih sebagai pekerja buruh pabrik.
Vardy mulai mencari peruntungan di klub barunya setelah keluar dari Stockbridge Park Steels ke F.C. Halifax Town pada musim 2010/2011. Vardy yang bermain sangat impresif bersama F.C. Halifax Town, berhasil dilirik oleh salah satu klub  yang sedang berkompetisi di kasta kelima Liga Inggris yakni Fleetwood Town. Untuk hingga masuk klub Fleetwood tidaklah mulus yang Vardy kira, sebab ia dihadapkan dengan pilihan untuk meninggalkan segera pekerjaan sampingannya sebagai buruh pabrik. pertimbangan demi pertimbangan sudah Vardy pikirkan hingga kesepakatan itu tercapai antar pihak, dan Vardy berhasil bergabung dengan Fleetwood Town pada musim 2011/2012.
Vardy bersama The Trawlermen mampu tampil apik dengan menorehkan 34 gol dan 27 assist dalam 40 laga. Vardy yang kala itu tampil sangat impresif bersama Fleetwood Town, mampu menyihir mata Leicester City yang kala itu sedang berkutat di kasta kedua untuk segera memboyongnya. Tak sampai hanya disitu saja, klub yang berjuluk The Foxes rela merogoh kocek hingga 1 juta poundsterling untuk mengikat Vardy pada musim 2012/2013.
Pertualangan Vardy untuk segera menjadi pemain sepak bola terkenal barulah dimulai, Vardy yang tampil sangat tidak memuaskan yang hanya menorehkan 5 gol dari 29 laga, membuat kritikan demi kritikan yang dilakukan oleh fans The Foxes tersebut ia luapkan. Vardy sempat psimis dan ada niatan untuk segera meninggalkan sepak bola. Manager Leicester City Nigel Pearson dan asisten manager Craig Shakespeare mulai meyakinkan Vardy untuk tetap bersama Leicester City.
Musim 2013/2014 dewi fortuna mulai berpihak kepada Leicester City dan berkat kaki kanan Vardy, Leicester City mulai melepas bayang-bayang kasta kedua Liga Inggris yang sudah lama menghantuinya untuk segera merengsek masuk Premier League. Vardy mencatatkan rekornya sebanyak 41 laga dengan 16 gol lesatannya bersama Leicester City. Berkat permainannya yang sangat mengesankan, Vardy kala itu resmi mendapatkan title pemain terbaik Leicester City musim itu.
Nigel Pearson yang kala itu masih menahkodai tim Leicester City hanya bisa finish di urutan ke 14 klasemen. Dipenghujung musim 2015, Claudio Ranieri ditunjuk sebagai pengganti dari Nigel Pearson. Racikannya sangat ampuh membuat Leicester City bertengger diurutan puncak klasemen Liga Inggris, hingga mengukuhkan Vardy sebagai pencetak gol terbanyak di urutan kedua dengan melesatkan 24 gol ke jaring lawan. Musim demi musim sudah Vardy lewati bersama tim berjuluk The Foxes, hingga penghujung musim 2022/2023, Leicester City tumbang diurutan ke 18 klasemen yang berakhir turun kasta. Vardy yang kini berumur 37 tahun bahkan mendekati umur kepala 4, tidak membuatnya pantang mundur bahkan berpaling dari tim Leicester City, kawan seperjuangannya mulai meninggalkan satu persatu dari klub The Foxes itu, bahkan tawaran demi tawaran tidaklah mudah untuk meninggalkan Vardy dari markas King Power Stadium tersebut. Kasta kedua Liga Inggris, membuktikan loyalitasnnya bahwa Leicester City masih layak berkompetisi di kasta tertinggi Premier League, dan terbukti Vardy menorehkan 18 gol dengan 34 laga yang ia mainkan.
13 tahun Jamie Vardy bersama Leicester City dan menutup kontrak dipenghujung musim panas 2024. Akankah ada kisah kelanjutan dari Vardy setelah loyalitasnya dipertaruhkan olehnya, sejak keterpurukan lalu bangkit dan terpuruk lebih dalam dan bangkit lagi, bersama tim berjuluk The Foxes itu.
Leicester City kembali ke pangkuan Premier League
Leicester City yang digadang-gadang menjadi tim kuda hitam dikala musim 2015/2016, berhasil mencatatkan namanya bersama tim-tim besar seperti Manchester United, Liverpool, Arsenal, dll. setelah berhasil menyabet title Premier League untuk pertama kalinya. Namun euforia itu nampaknya tidak lama setelah klub asal London Chelsea F.C. keluar sebagai juara pada musim 2016/2017. keterpurukan demi keterpurukan mulai menghantui Leicester City ditambah tekanan dari berbagai intervensi baik dari fans hingga lawan yang sempat dicap sebagai "juara musiman".Â
Leicester City yang kala itu tidak diperuntungkan, bahkan bisa saja baginya sebuah dongeng angan-angan untuk bisa meraih title juara Premier League kala itu. Target yang jelas sangat melampaui, membuat tim tersebut mau tidak mau harus memberi warna yang baru di musim yang akan datang, entah harus merengsek di papan atas ataupun piala itu masih ada digenggamannya. tetapi permintaan itu jauh dari angan-angan, konsistensi perform dari tim tidak bisa diimbangi. Maka dari itu, Leicester City harus terjun bebas kala pemain-pemain andal seperti N. Golo Kante, Danny Drinkwater, Riyadh Mahrez, bahkan Andy King mulai meninggalkan satu persatu dari tim yang berjuluk The Foxes.
2023/2024 menjadi musim yang sial bagi tim berjuluk The Foxes itu, pasalnya mereka harus terjun ke degradasi kasta kedua liga Inggris (The Championship) setelah bekutat di urutan ke 18 klasemen. Tak butuh berselang lama Leicester City untuk mengembalikan ke kasta tertinggi Liga Inggris Premier League. Jamie Vardy cs berhasil mengukuhkan Leicester City keluar sebagai juara kasta kedua Liga Inggris pada musim ini, setelah memastikan kemenangan atas Preston North End dengan skor 0-3. Musim 2024/2025 menjadi ajang pembuktian Leicester City, apakah tim The Foxes itu berhasil mematahkan juara bertahan Manchester City setelah berhasil menyabet juara Premier League 3 musim berturut-turut pada 2020/2021, 2021/2022, 2022/2023?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H