Mohon tunggu...
INA X THE JOURNALISM
INA X THE JOURNALISM Mohon Tunggu... Jurnalis - The Journalism

Mari kita kupas berita bersama Journalis~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suku Madura Ibarat Tionghoanya Indonesia

21 Juli 2023   16:12 Diperbarui: 19 Januari 2024   12:49 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat suku Madura yang mendiami di pulau Madura, Jawa Timur, Indonesia yang bertetangga dengan suku Jawa tepatnya di pulau Jawa dan kebetulan satu provinsi yakni Jawa Timur. Suku Madura yang dikenal dengan perantaunya dimana-mana yang sangat menjadi identik yakni profesinya sebagai pedagang dikala menjadi perantau.

SUKU MADURA DITANAH PULAU JAWA

Sebenarnya stereotip "suku Madura ibarat Tionghoanya Indonesia" ini lebih banyak disematkan oleh masyarakat suku Jawa karena, yang pertama banyak suku Madura merantau di suku Jawa bahkan mulai hampir merata ditanah pulau Jawa seperti dikawasan suku Sunda bahkan sampai suku Betawi, karena kedua suku tersebut juga suku yang terbuka bahkan bisa dikatakan daerah yang bisa menghasilkan perekonomian yang tinggi, karena daerah Pulau Jawa menjadi daerah pusat yang dimana disitu terdapat ibukota negara, terpusatnya perguruan tinggi yang maju dan lengkap, bahkan banyaknya lapangan pekerjaan, infrastruktur yang paling maju di Indonesia serta yang paling menguntungkan yakni kepadatan penduduk yang menyeluruh di pulau Jawa bahkan bisa disematkan penduduk terpadat di dunia. Dengan begitu keuntungan demi keuntungan dari hasil berdagang bisa diraih. Biasanya suku Madura di pulau Jawa juga bersaing sehat dengan suku maupun etnis perantau lainnya yang sama-sama berprofesi pedagang ataupun pebisnis yakni ada suku Minangkabau (Sumatra Barat), suku Bugis (Sulawesi Selatan), suku Banjar (Kalimantan Selatan), etnis Tionghoa, dan etnis Arab.

MASYARAKAT SUKU MADURA YANG GEMAR MERANTAU SERTA STIGMA NEGATIF YANG SANGAT MELEKAT

Sebenarnya kalau lebih gampangnya suku Madura di pulau Jawa cenderung berdagang, kalau kita bergeser kearah timur tepatnya di daerah kepulauan Maluku dan pulau Papua banyak orang Madura beralih profesi sebagai tukang cukur. Entah kenapa stereotip ini terus berkembang di masyarakat, sebenarnya faktor masyarakat Madura mengharuskan mereka-mereka merantau karena tanah Madura yang tandus serta kepadatan penduduk yang tidak setimpal dengan luas tanah pertanian di Madura, karena sebab itu masyarakat Madura cenderung lebih memanfaatkan kelautan yang dimana pulau Madura dikelilingi kawasan laut.

Suku Madura yang terdiri dari 4 kabupaten mulai dari ujung barat sampai ujung timur yang diantaranya ada: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Sebenarnya yang masyarakat Indonesia ketahui dimana stigma negatif bagi masyarakat Madura sejak dahulu sudah mulai bermunculan mulai dari yang keras, kolot, sering adu cekcok permasalahan dengan masyarakat ditanah perantau, dll. Sebenarnya disatu sisi masyarakat Madura memang susah dibedakan, ada yang mengatakan:

A: 'Kok teman-temanku orang Madura halus-halus ya tutur bahasanya' disisi lain 

B: 'Mana ada, temanku orang Madura kasar-kasar tuh tutur bahasanya, terus yang kau maksud orang Madura mana ini?!'

Emangnya orang Madura mempunyai dua sifat yang berbeda??? Perlu kita telisik pembahasan ini secara singkat;

Daerah Madura yang hanya mempunyai 4 daerah saja yakni ada Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep sama sama mempunyai perbedaan mulai dari bahasa, watak, dan kebiasaan. Biasanya orang Madura lebih gampang membedakannya dengan memberi penjelasan, kawasan ujung barat yakni (Bangkalan dan Sampang) yang mempunyai tutur bahasa yang cenderung kasar, watak yang keras, dan cenderung mempunyai kebiasaan egonya yang masih tinggi sedangkan kawasan ujung timur yakni ada (Pamekasan dan Sumenep) yang mempunyai tutur bahasa yang halus, watak yang lembut, dan cenderung mempunyai kebiasaan budi luhur yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun