Musso aktif di Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) yang kelak menjadi Partai Komunisme Indonesia (PKI) bentukan Henk Snevliet yang dimana orang pertama yang membawa ideologi komunisme ke Indonesia. Musso menjadi salah satu pemimpin PKI pada 1920. Musso yang menjadi pengikut Stalin yang dimana pada saat itu menjadi pimpinan komunis internasional yang dibawa negara Uni Soviet. Musso juga menjadi salah satu anggota internasional komunis di Moskwa, Uni Soviet. pada 1925 Musso dan beberapa pimpinan PKI ingin menghidupkan kembali partai PKI cuman sempat ditentang oleh teman komunisnya yakni Tan Malaka. Pada akhirnya Musso mendarat ke Singapura pada rapat Komintren untuk mendapatkan tugas langsung dari Moskwa. Tidak butuh waktu lama Musso mengajak teman kosnya yang sama-sama berpaham komunisme yakni Alimin ke Moskwa untuk berhadapan langsung dengan Stalin untuk membatalkan pemberontakan dan mulai membatasi kegiatan partai. Setibanya Musso dan Alimin ke Indonesia pada 1926 ia berpikiran lain dengan Stalin, yang dimana Musso mulai memberi pemberontakan PKI di Batavia (Sekarang Jakarta), tetapi pemberontakan tersebut gagal dan dipatahkan langsung oleh Belanda, yang dimana pada saat itu Belanda masih berkuasa di tanah Hindia Belanda (Sekarang Indonesia), Musso dan Alimin ditangkap pada peristiwa pemberontakan di Batavia.Â
 Setibanya Musso dan Alimin keluar dari penjara, Musso langsung mendarat ke Moskwa, Uni Soviet, tetapi setibanya kembali ke Hindia Belanda pada 1935, Musso mengagendakan rapat bersama Komintern, tetapi langsung diusir oleh pihak Belanda dari Hindia Belanda dan kembali ke Uni Soviet pada 1936. Pada 1946 Musso mulai kembali lagi ke Indonesia dengan mendarat ke Yogyakarta. Pada 1948 Musso mulai mengagendakan rapat bersama PKI untuk mulai merapat kepada Uni Soviet. Musso yang pada saat itu sudah merancang strategi pemberontakan, Musso memilih daerah Madiun sebagai daerah pemberontakan ke-2 setelah yang di Batavia aksinya gagal. daerah Madiun yang dimana menjadi tempat yang strategis yang diapit 2 pegunungan yakni Gunung Wilis dan Gunung Pandan yang aman untuk sebagai tempat pertahanan dan melarikan diri apabila terjadi serangan. Pihak militer mulai menaruh curiga kepada PKI bahwasanya Musso mulai mendirikan negara Republik Soviet Indonesia. dugaan dari TNI benar pada 1948, Madiun mulai direbut oleh TNI dan pada saat itu TNI langsung meringkus kurang lebih 36.000 orang untuk dipenjarakan dan diantara sebagian ada yang dibunuh, Musso termasuk salah satu orang yang terbunuh pada aksi pemberontakan di Madiun, ketika TNI mulai wira wiri untuk memburunya, aksi itu diperkasai oleh teman kosnya yakni Soekarno untuk menindak secara tegas dan mengirimkan tentara divisi siliwangi untuk terjun ke Madiun. Cerita sepenggal tentang Musso teman Soekarno yang pada saat satu perguruan, yang dimana jikalau ada yang mencelakai Soekarno mencela Soekarno, Musso selalu siap untuk memberi tameng, saking begitu perhatiannya Musso dengan Soekarno pada saat itu;
4. Semaoen
Semaoen lahir di Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Semaoen yang dulunya ngekos dan juga belajar dengan Tjokroaminoto, sudah saatnya ia melepas dari kediamannya Tjokroaminto. Semaoen pada 1915 mulai diajak oleh Henk Snevliet untuk masuk ke Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) yang kelak menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Semaoen yang dulunya banyak berkecimpung di dunia kerja Vereeniging Voor Spoor-en Tramwegpersoneel (VSTP) sebagai serekat buruh kereta api dan trem di Surabaya, Jawa Timur, tetapi tidak berselang lama Semaoen pindah ke Semarang, Jawa Tengah, sebagai propagandis VSTP yang lebih menguntungkan gajinya. selain itu Semaoen juga diangkat sebagai redaktur surat kabar VSTP di Semarang, karena ia handal dan pintar mengenai kepakaran jurnalis. Pada 1918 Semaoen mulai nostalgia dengan masuk lagi di organisasi Sarekat Islam wilayah Semarang, yang dimana sebelumnya ia sempat masuk organisasi Sarekat Islam yang diperkasai oleh gurunya yakni Tjokroaminoto. Semaoen di Sarekat Islam sebagai anggota dewan pimpinan Sarekat Islam wilayah Semarang. Di Sarekat Islam, Semaoen lebih banyak terlibat pada saat aksi pemogokan buruh, pemogokan yang dianggap cukup berhasil pada 1918 dengan melancarkan 300 pekerja industri furnitur. Dengan begitu memaksakan si majikan untuk menaikkan upah buruh sebesar 20% dan untuk uang makan 10%.
Semaoen mulai kembali memfokuskan dengan pemahaman komunismenya sejak mengajak Alimin teman satu kosnya dan Sudarsono. Semaoen yang sangat dekat dengan Henk Snevliet mulai mewujudkan cita-citanya, semenjak ia mulai renggang hubungannya dengan Sarekat Islam Semarang. Pada 1920 Semaoen mulai mengganti ISDV dengan Partai Komunis Hindia, yang tidak berselang lama diganti lagi namanya dengan PKI dan Samoen disitu langsung diangkat menjadi ketua pertama PKI. Semaoen menjadi ketua PKI yang mulanya karena Semaoen sempat menjadi bagian dari Sarekat Islam. Sebenarnya jikalau kita telah secara berdarkan sejarah komunisme dulunya juga bagian dari Sarekat Islam, akibat karena perbedaan dari kedua pemahaman akhirnya sempat regang pada 1921. Semaoen mulai meninggalkan Indonesia untuk pergi ke Moskwa, dan untuk sementara Tan Malaka menggantikannya sebagai ketua umum. Ia sempat kembali lagi ke Sarekat Islam tetapi pengaruhnya kurang berhasil. pada 1923 Semaoen yang juga bagian dari VSTP mulai merencanakan demonstrasi besar-besaran tetapi pada saat itu langsung diberhentikan oleh pemerintah Belanda. Sejak saat itu Semaoen mulai mengungsi ke Uni Soviet bahkan sudah lama berkelana di negara-negara Eropa, selain Uni Soviet, belanda juga termasuk yang ingin dijelajahinya. Setelah sudah lama berkelana di negara-negera Eropa, Semaoen mulai kembali lagi ke Indonesia mendarat di Batavia, sejak saat itu Semaoen sudah mulai putus hubungan dengan PKI, hingga masa ia menutup usia dengan tenang pada 1971;
5. Alimin
Alimin lahir di Surakarta, Jawa Tengah. Bersama Musso dan Semaoen yang dulunya sama-sama belajar dengan Tjokroaminoto yang mempunyai pandangan yang sama mengenai ideologi komunisme. Alimin mulai masuk dengan organisasi Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV). Belakangan menjadi Partai Komunis Indonesia, yang dimana pada 1918 Alimin menjadi pimpinan wilayah Batavia (Sekarang Jakarta).Â
 Pada 1926 Alimin yang sebagai pimpinan PKI pergi ke Singapura untuk berunding dengan Tan Malaka dalam rangka menyiapkan pemberontakan. Tapi sebelum Alimin pulang pemberontakan sudah meletus 1926, yang dimana Alimin dan teman kosnya Musso ditangkap kepolisian Inggris. Setelah Alimin sudah keluar dari penjara, Alimin langsung mendarat ke Moskwa untuk bergabung dengan organisasi komunis internasional yakni komintern. Alimin tidak lama disana langsung bertemu dengan Ho Chi Minh yang pada saat itu sebagai pimpinan Vietnam Selatan, yang dimana di ajak ke Guangzhou, Tiongkok. Ho Chi Minh meminta bantuan Alimin untuk mendidik kader komunis secara ilegal di wilayah Vietnam Selatan, Laos, dan Kamboja, untuk melawan penjajah dan merebut kemerdekaan dari Prancis. Pada suatu ketika dimana negara Jepang mulai memberikan agresinya kepada Tiongkok, dengan begitu Alimin langsung mencoba merengsek ke daerah pinggiran Tiongkok bernama Yunan dan disitu Alimin bergabung bersama tentara merah. Karena di Tiongkok merasa sudah lama, Alimin mencoba kembali ke Indonesia pada 1946 ketika Republik Indonesia sudah diproklamasikan oleh teman kosnya yakni Soekarno. Dia mencoba masuk kembali ke partai PKI sebagai tokoh senior.
 Pada suatu ketika dimana PKI diambil alih oleh D.N. Aidit sebagai ketua komite sentral pada 1950, Alimin termasuk tokoh yang tidak diajaknya, namun dengan begitu pengikutnya masih banyak yang mengunjunginya, bahkan Alimin sejak saat itu sudah tidak aktif kembali dengan PKI dan berakhir masa hidupnya dengan ketenangan sama dengan teman kosnya yakni Semaoen. Musso teman kosnya yang sudha tewas ditembak mati pada saat aksi pemberontakan ke-2 di Madiun dan D.N. Aidit sebagai pimpinan baru PKI yang tidak diajaknya, juga ditembak mati oleh regu tembak pada 1965 karena ingin mengubah ideologi pancasila dengan komunisme yang berakhir terjadinya pemberontakan yang menewaskan 7 jenderal TNI, dan sejak saat itu PKI menjadi partai terlarang di Republik Indonesia.
Begitulah cerita singkat daripada para murid dari sang maha guru H.O.S. Tjokroaminoto.Â
Apakah ada sangkut pautnya pemahaman yang ingin dibawa Soekarno dengan menggabungkan NASionalisme Agama KOMunisme (NASAKOM) di Republik Indonesia, dengan teman-teman se-kosnya dulu yakni Kartosoewirjo yang ingin membawa pemahaman Agama islam yang dimaksud Islamisme, sedangkan Musso, Samoen, dan Alimin yang ingin membawa pemahaman Komunisme???