Perkembangan IPTEK adalah penting dalam sejarah peradaban manusia dan sering berinteraksi dengan masyarakat. IPTEK adalah bagian penting dalam perkembangan teknologi dan merupakan singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan adalah studi alam dan perilaku dunia fisik melalui metode ilmiah. Ia melibatkan pengamatan, identifikasi, eksperimen, penyelidikan, dan penjelasan teoretis tentang fenomena alam.Â
Teknologi adalah teknik dan proses yang dipakai dalam produksi barang/jasa atau mencapai tujuan. Ini merujuk pada metode, sistem, dan perangkat hasil pengetahuan ilmiah yang dipakai untuk tujuan praktis. Ilmu pengetahuan adalah studi sistematik tentang struktur dan perilaku dunia fisik dan alam melalui pengamatan dan eksperimen, sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran negara, terutama dalam pengembangan teknologi informasi. Adopsi teknologi di Indonesia cepat.Â
Revolusi Hijau Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia ketiga adalah revolusi hijau. Indonesia menjadi negara swasembada di bidang pertanian melalui program Panca Usaha Tani. Dampak positif revolusi hijau: produksi padi dan gandum meningkat, Indonesia tidak lagi pengimpor beras, swasembada pangan. Revolusi hijau menimbulkan dampak negatif seperti penurunan keanekaragaman hayati, produksi protein, penggunaan pestisida berlebihan, dan ketergantungan terhadap pupuk. Panca Usaha Tani terdiri dari pengolahan lahan pertanian, pengaturan irigasi, pemupukan, pemberantasan hama, dan penggunaan bibit unggul.
Contoh perkembangan teknologi di Indonesia: ponsel (tahun 1990an). Teknologi telepon seluler saat ini masih sederhana, hanya bisa digunakan untuk membuat dan menerima panggilan serta mengirim pesan SMS singkat. Satelit milik Indonesia bernama SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik) Palapa. Satelit Palapa dibangun oleh sistem komunikasi Indonesia pada 1974-1976. Memungkinkan akses informasi melalui sinyal ke perangkat elektronik. Pada tahun 1990an, IPTEK di Indonesia mengembangkan sistem komputer melalui jaringan internet. Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara langsung.Â
Perkembangan teknologi di bidang kesehatan bisa menyelamatkan nyawa, menyembuhkan penyakit, dan mengurangi risiko pengobatan. Banyak alat kesehatan dikembangkan berkat kemajuan IPTEK, contohnya CT-Scan, MRI, dan MSCT 128 Slices Dual Sources di radiologi. Dengan alat teknologi dan kesehatan yang berkembang, memudahkan dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien.Â
Perkembangan iptek di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor-faktor berikut: 1. Faktor Budaya mempengaruhi perkembangan iptek di Indonesia. Budaya kegagalan menghambat pengembangan IPTEK di Indonesia. Sarana dan prasarana berpengaruh pada perkembangan iptek di Indonesia. Teknologi penting dalam perkembangan IPTEK di Indonesia. Kemajuan teknologi mempercepat perkembangan IPTEK di Indonesia. Faktor lingkungan mempengaruhi perkembangan iptek di Indonesia. Lingkungan yang sehat dan bersih dapat mempercepat perkembangan iptek di Indonesia. Faktor komunikasi mempengaruhi perkembangan iptek di Indonesia. Komunikasi yang baik mempercepat perkembangan iptek di Indonesia. Faktor SDM ketersediaan SDM handal dan berkualitas dapat mempercepat perkembangan iptek di Indonesia. Faktor finansial mempengaruhi perkembangan iptek di Indonesia karena membutuhkan biaya yang besar.Â
Berikut adalah beberapadampak positif dari IPTEK Akses Layanan Kesehatan lebih Mudah. Dampak positif lainnya adalah Peningkatan Kualitas Layanan Kesehatan. Meningkatkan efisiensi interaksi sosial masyarakat. Penyimpanan data pasien lebih mudah & aman. Ada juga dampak negatif dari penggunaan IPTEK Penglihatan rusak akibat smartphone dan menimbulkan ketergantungan. Radiasi ponsel menurunkan kekebalan tubuh dengan mengurangi produksi melatonin.Â
Perkembangan IPTEK membawa dampak positif yang banyak. Namun, kita harus bijak dalam memanfaatkannya di era modern ini. Kita juga perlu hati-hati dalam menanggapi informasi yang diterima, karena ada juga dampak negatifnya.
Oleh : Ilham Akbar Fitranto Wibisono
Kelompok Sistem Urinaria
RENAL PELVIS
Universitas dr. Soebandi Jember
Fakultas Kesehatan