Dari beberapa bahasan diatas, perusahaan itu tidak akan melakukannya tanpa beberapa tujuan tertentu yakni :
- Untuk meningkatkan penggunaan penggunanya agar terus betah berada didepan gawai untuk menggulirkan layar.
- Bertujuan pertumbuhan supaya kita kembali aktif di internet dan mengundang semakin banyak lagi teman maupun pengguna lain.
- Tujuan iklan untuk memastikan bahwa seiring 2 hal sebelumnya itu terjadi, mereka akan menghasilkan uang sebanyak mungkin dari iklan yang ditonton.
4. Naiknya Angka Bunuh Diri Remaja
Seorang anak-anak maupun remaja dengan kondisi psikologis yang masih sangat labil, dengan perasaan yang tidak mudah untuk di kontrol, dan mudah terpuruk. Misalkan, seseorang dengan kulit yang sedikit gelap, pipi tembem, rambut keriting kebanyakan membuat anak menjadi mudah insecure.
Media sosial yang kurang ramah akan psikologis anak  yang dapat dilihat dari data jumlah gadis remaja di AS yang harus dirawat di rumah sakit melukai diri sendiri. Sebelumnya, angka itu cukup stabil hingga sekitar tahun 2010/2011, lalu mulai naik pesat setelah itu Data diambil dari film dokumenter. Hal itu kebanyakan terjadi karena depresi yang dihadapi karena kebanyakan mengikuti standar kesempurnaan seperti yang ada di media sosial yang dirasa tidak nyata. Dimana standar itu hanya diukur dari banyaknya jumlah hati, suka, dan jempol.Â
"Mereka pulang dari sekolah dan memakai gawai mereka. Seluruh generasi ini lebih cemas, rapuh, dan tertekan. Mereka kurang nyaman mengambil risiko," kata Jonathan Haidt, seorang psikolog dari New York University Stern School of Business.
Sesuatu yang lebih mengerikan lagi yakni angka bunuh diri yang dialami oleh remaja di AS juga mengalami kenaikan yang signifikan. Remaja usia 15 sampai 19 tahun naik sebesar 70 persen, sedangkan kasus bunuh diri remaja usia 10 sampai 14 tahun naik sebesar 151 persen.
5. Hilangnya Kendali Manusia atas TeknologiÂ
Kita tahu adanya Algoritma tidak akan tercipta tanpa campur tangan seseorang manusia yang membuatnya. Algoritma yang dibuat oleh perusahaan teknologi tidak pernah obyektif. Algoritma disesuaikan untuk mencapai tujuan sebuah definisi kesuksesan. Jadi, bisa dibayangkan ketika sebuah perusahaan komersial membuat algoritma, yang sudah pasti bertujuan untuk kepentingan komersial saja.
Kita cenderung mewaspadai ketika teknologi akan mengalahkan kekuatan dan kecerdasan manusia. Sebab, hal itu akan membuat teknologi mengambil alih pekerjaan manusia. Dibalik itu kita cenderung terlena saat teknologi menyentuh sesuatu yang sangat emosional, sehingga mampu melampaui batas kekuatan manusia dan menyentuh titik paling lemah spesies manusia. Mereka pun mampu secara luwes mengotak-atik pemikiran kita, hingga semakin dalam lagi hingga titik emosional kita, seperti apa yang telah divisualisasikan pada film dokumenter tersebut.Â
"Ini akan mengalahkan sifat manusia, dan ini berarti sekakmat bagi kemanusiaan," kata Tristan mantan Desain Artistik Google yang sekarang menjadi Presiden Center for Humane Technology.Â
"Nothing vast enters the life of mortals without acurse". Tak ada hal besar yang memasuki kehidupan manusia tanpa kutukan.Â
Dari ke 5 pembahasan diatas akan membuka mata kita, menyadarkan kita akan beberapa fakta dibalik layar dunia sosial media saat ini. Sekarang waktunya memberikan sudut pandang akan teknologi dan sosial media menurut pemahaman pribadi;
Dimulai dari Sosial Media saat ini, sebagai generasi muda saat ini yang biasa disebut Gen Z sangat dekat hubungannya dengan dunia digital. Diberbagai aktivitas perangkat digital merupakan sebuah alat yang sangat diperlukan, dari sana muncul pemikiran bahwa menggunakan sosial media tidak lah merugikan, jika konten yang kita arungi dirasa bermanfaat.