Mohon tunggu...
Ilham Abyan
Ilham Abyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Advertising Student

Mahasiswa Semester 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Konflik Hubungan Percintaan Melalui Pendekatan Komunikasi Interpersonal

14 Januari 2022   19:42 Diperbarui: 14 Januari 2022   19:48 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai manusia sosial manusia sangat membutuhkan komunikasi, komunikasi berperan penting dalam proses penyampaian pesan kepada pihak komunikan. Semakin dewasa, kita semakin menyadari bahwa perkembangan hubungan antara dua orang (antarpribadi) diatur oleh seperangkat kekuatan yang kompleks yang harus dikelola secara terus menerus oleh para pihak yang terlibat, tak jarang terjadi sebuah perselisihaan atau perbedaan pendapat dalam hubungan antar dua orang, kali ini saya akan sedikit merekomendasikan cara bagaimana menyelesaikan konflik atau memenejemen konflik yang terjadi antara dua orang dalam suatu hubungan.

Definisi Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal atau disebut juga dengan komunikasi antar personal atau komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang dilakukan oleh individu untuk saling bertukar gagasan ataupun pemikiran kepada individu lainnya. Atau dengan kata lain, komunikasi interpersonal adalah salah satu konteks komunikasi dimana setiap individu mengkomunikasikan perasaan, gagasan, emosi, serta informasi lainnya secara tatap muka kepada individu lainnya.

Komunikasi interpersonal dapat dilakukan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal tidak hanya tentang apa yang dikatakan dan apa yang diterima namun juga tentang bagaimana hal itu dikatakan, bagaimana bahasa tubuh yang digunakan, dan apa ekspresi wajah yang diberikan.

Definisi Konflik Komunikasi Interpersonal

Frost & Wilmot (1978) dalam Mulyana (2002) mendefinisikannya sebagai suatu “perjuangan yang diekspresikan antara sekurang-kurangnya dua pihak yang saling bergantung, yang mempersepsi tujuan-tujuan yang tidak sepadan, imbalan yang langka, dan gangguan dari pihak lain dalam mencapai tujuan mereka”. Konflik berasal dari kata confligere yang artinya “bersama” atau “bersaling-saling” dan fligere yang artinya “tubruk” atau “bentur”. Adapun konflik secara harfiah adalah perbenturan antara dua pihak yang tengah berjumpa dan bersilang jalan pada suatu titik kejadian, yang berujung pada terjadinya benturan. Sedangkan secara umum konflik didefinisikan sebagai suatu peristiwa yang timbul karena adanya niat-niat disengaja antara pihak-pihak yang berkonflik itu.

Tahapan Komunikasi Interpersonal dalam memenejemen konflik

  • Kultural

Pada analisis tingkat kultural berkaitan dengan tahapan kontak, guna mencapai efek yang diharapkan, komunikator dalam melakukan prediksi paling tidak harus mengerti & memahami kultur terutama yang bersifat imaterial dari pihak yang diajak berkomunikasi (seperti; bahasa, adat istiadat, dll). Prediksi pada tingkat ini akan gagal jika kita mengabaikan pengalaman/kultur pihak lain apalagi bila kita melakukan “penggolongan secara kaku mengenai sifat-sifat orang yang berbeda kultur yang menjerumuskan kepada Stereotyping. Misalnya: orang Betawi suka kawin, orang Sunda‘matre’, orang Padang pelit. Dengan menggunakan tahapan kontak ini merupakan usaha yang sangat awal yang kita lakukan dalam percakapan dengan seseorang yang sudah kita kenal. Yang bertujuan untuk mengadakan kontak dan menyatakan minat biasanya komunikasi dilakukan dengan hati-hati dan konvensional.

Contoh kasus : Abyan dan Tita sudah lama saling kenal namun beberapa bulan ini mereka  jarang sekali berkomunikasi karena dipisahkan oleh jarak yang lumayan jauh, karena Abyan berfikiran bahwa Tita sedang tidak ingin didekati oleh semua lelaki dikarenakan luka lama.

  • Sosiologis

Pada analisis tingkat sosiologis berkaitan dengan tahapan keterlibatan, apabila komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan terhadap pesan yang ia sampaikan berdasarkan keanggotaan komunikan dalam kelompok sosial tertentu maka komunikator melakukan prediksi pada tingkat sosiologis. Keanggotaan kelompok terdiri dari mereka yang memiliki persamaan karakteristik tertentu, misal; anggota kelompok menampilkan pola-pola perilaku & nilai-nilai yang membedakannya dari kelompok lain.

Para anggota dalam kelompok maupun kultur tertentu harus menaati norma-norma & nilainilai tertentu yang dikenakan padanya. Masyarakat dari kultur/subkultur dapat menjadi anggota dari kelompok misal; universitas-universitas di Indonesia. Keanggotaan  suatu kelompok tidak terikat pada faktor/batas-batas geografis. Misal; umat Islam, di Indonesia dengan Arab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun